Peluang Bisnis, SMKPP Kementan Kembangkan Pengolahan Daging Sapi
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Banyuasin, Sumsel [B2B] - Salah satu cara untuk mengoptimalkan sektor pertanian ke depan tidak lepas dari peran pengembangan Sumber Daya Manusia [SDM] pertanian, sehingga sangat tepat mempersiapkan generasi muda untuk ikut berperan melalui minat dan bakat agar mampu menjawab tantangan di sektor pertanian.
SMK PP Negeri Sembawa, sebagai salah satu UPT Pendidikan di bawah naungan Kementerian Pertanian [Kementan] terus meningkatkan inovasi hasil produk pertanian berupa pengolahan daging sapi menjadi sosis.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani untuk turut terus mengembangkan kemampuan dan memanfaatkan teknologi.
"Dengan memanfaatkan teknologi, kita membuka peluang buat generasi milenial untuk masuk dalam sektor pertanian. Banyak hal yang bisa mereka lakukan untuk turut mengangkat pertanian, mulai dari pengolahan hasil panen hingga membuat start up yang bisa mendukung penjualan hasil panen," ujar Mentan Syahrul.
Selaras dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa ada dua solusi yang bisa dilakukan pada masa pandemi Covid-19. Pertama, pendekatan medis agar kita selalu sehat, dan kedua dengan pendekatan pangan.
“Pendekatan pangan tidak kalah penting dari kesehatan karena dalam situasi dan kondisi apa pun, pangan tidak boleh bersoal. Apalagi dalam kondisi seperti pandemi Covid-19 sekarang," katanya.
Oleh karena itu, menurutnya, seluruh insan pertanian di mana pun berada, Kementerian Pertanian punya tugas menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Proses produksi pangan dan pertanian tidak berhenti. Karena, hanya pertanian yang bisa menyediakan pangan. Artinya, seluruh aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir harus terus berjala", terang Dedi.
Pada kesempatan berbeda, Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni menyatakan akan terus meningkatkan kegiatan pembelajaran pada prodi APHP, untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian agar siswa dapat memanfaatkan ilmu yang didapat untuk melihat peluang bisnis pertanian.
"Sosis menjadi makanan yang familiar bagi keseharian kita, dan bahkan menjadi makanan olahan favorit masyarakat mulai dari bekal sekolah anak, cemilan sehari, bahan olahan masakan, hingga pesta barbeque. Membuat sosis cukup praktis dibawa ke mana saja, dinikmati kapan saja, serta sangat fleksibel untuk menjadi bahan hidangan apa saja," kata Yudi.
Guru produktif prodi APHP, Erni Prabawati mengatakan bahwa tujuan pengolahan daging sapi adalah untuk mengawetkan produk daging sehingga dapat disimpan lebih lama dengan nilai nutrisi yang tetap tinggi.
"Dengan perkembangan teknologi pengolahan, pengemasan dan penyimpanan menyebabkan pengolahan daging tidak hanya bertujuan untuk mengawetkan. Tetapi juga untuk diversifikasi pangan meningkatkan citarasa, kepraktisan dan untuk mendapatkan nilai tambah," katanya.
Menurutnya, sengolahan sosis bisa menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat seperti daging sapi, tepung tapioka, es batu, garam, lada bubuk, bawang putih bubuk, kaldu sapi, bumbu frankfurter, pengenyal, dan telur ayam.
Dia juga menjelaskan proses pembuatannya, yaitu pertama-tama daging sapi segar digiling dengan menggunakan mesin penggiling daging hingga benar-benar halus, lalu masukkan es batu dan semua bahan lainnya, haluskan dengan menggunakan chopper hingga adonan tercampur rata. Siapkan selonsong sosis, tuang adonan sosis ke dalam mesin pencetak sosis, sedikit demi sedikit adonan sosis masuk keplastik slongsong sosis lalu ikat dengan jarak sesuai selera pada setiap adonan sosis kedalam plastik tersebut. Selanjutnya sosis yang telah dicetak rebus kedalam air mendidih hingga matang, angkat dan dinginkan. Sosis matang siap untuk dikonsumsi atau dikemas dan disimpan.
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
