IFAD - Kementan Gelar Konferensi Regional Kebijakan Pembangunan Pedesaan

IFAD Regional Conference in Indonesia to Shape Rural Development Policies

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


IFAD - Kementan Gelar Konferensi Regional Kebijakan Pembangunan Pedesaan
Sekjen Kementan, Hari Priyono (Foto: B2B/Mya)

Denpasar (B2B) - The International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan pemerintah Indonesia mengadakan konferensi regional yang mempertemukan 300 pakar pembangunan pedesaan dan para menteri dari beberapa negara di kawasan Asia dan Pasifik untuk bertukar pikiran dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan dan kebijakan pembangunan pedesaan.

Konferensi regional yang berlangsung di Bali pada 26 - 27 Oktober 2015, akan menyediakan platform untuk mengeksplorasi isu-isu tentang kebijakan yang mampu mendukung inovasi, mempromosikan kewirausahaan pedesaan dan membantu petani kecil dan nelayan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Acara ini juga akan menjadi kesempatan untuk menampilkan praktik terbaik dan mengidentifikasi tujuan melalui dialog yang didukung IFAD Asia dan Pasifik.

"Kami berharap konferensi ini membuka kesempatan untuk mendiskusikan tantangan umum dan untuk memprioritaskan tindakan penting, termasuk untuk mendukung ketahanan pangan rumah tangga dan melindungi garis pantai," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono di Denpasar pada Selasa (27/10).

Para pembicara pada pertemuan tersebut antara lain Presiden Kiribati, Anote Tong; Direktur Asia Pasifik IFAD, Hoonae Kim; Sekjen Kementan, Hari Priyono; Menteri Pertanian Tonga, Semisi Tauelangi Fakahau; Menteri Keuangan Papua Nugini, Patrick Pruaitich, dan beberapa tokoh pengembangan pertanian, kelompok tani dan sektor swasta.

"Bersama IFAD kami percaya bahwa pertanian adalah bisnis. Kami mendukung kebijakan pembangunan pedesaan yang inklusif dan inovatif sebagai tantangan utama. Bersama dengan mitra kami, kami dapat memainkan peran penting dalam membantu petani kecil dan nelayan untuk terlibat dengan sektor swasta dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim," kata Hoonae Kim.

Dia menambahkan, para petani petani dan nelayan rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim. IFAD mendukung penyaluran keuangan untuk proyek bagi petani kecil sehingga mereka dapat mengakses informasi, alat dan teknologi yang membantu mereka beradaptasi.

IFAD saat ini memiliki portofolio investasi mencapai US$2,05 miliar di 22 negara di Asia dan Pasifik, yang bermanfaat bagi 24 juta warga pedesaan.

Sejak mulai beroperasi di wilayah Asia Pasifik pada  1978, IFAD telah berinvestasi di 25 negara di Asia dan Pasifik yang mencakup 145 juta orang.

Denpasar, Indonesia (B2B) - The International Fund for Agricultural Development (IFAD) and the Indonesian government are hosting a regional conference that will bring together 300 rural development experts and government ministers from Asia and the Pacific to exchange ideas on achieving sustainable development and shape rural development policies in the region.

The event held in Bali, Indonesia on 26-27 October, will provide a platform to explore issues as how policies can enable innovations, promote rural entrepreneurship and help smallholder farmers and fishers to adapt to climate change. The event will also be an opportunity to showcase best practises and identify goalpost for IFAD-driven policy dialogue in Asia and the Pacific.

"We are looking forward to the opportunity to discuss common challenges and to prioritise and to prioritise common actions, including those that will improve household food security and protect coastlines," said Secretary General of the Agriculture Ministry, Hari Priyono here on Tuesday (10/27).

Speakers at the meeting will include: Kiribati President, Anote Tong; Director Asia Pacific´s IFAD, Hoonae Kim; Hari Priyono of Indonesia; Tonga Agriculture Minister, Semisi Tauelangi Fakahau; Papua New Guinea Treasury Minister, Patrick Pruaitich, and several leaders in development, farmer groups and the private sector.

"In IFAD we believe that farming is business. We support rural development policies that are inclusive and innovative and adress common challenges. Together with our partners, we can play an important role in assisting smallholder farmers and fishers to engage with the private sector and to adapt to the effects of climate change," Mr Kim said.

He added, the smallholders farmers and fishers are vulnerable to the adverse effects of climate change. IFAD supported projects channel climate and development finance to smallholder farmers so they can access the information, tools and technologies that help them adapt.

IFAD currently has an investment portfolio of US$2.05 billion in 22 countries in the Asia and the Pacific region, benefiting an estimated 24 million rural people.

Since it began operating in the region in 1978, IFAD has invested in 25 countries in Asia and the Pacific reaching an estimated 145 million people.