Kementan gelar TOT, Tingkatkan Kapasitas Pendamping Brigade Pangan Lampung
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Bandarlampung, Lampung (B2B) - Upaya peningkatan kapasitas pendamping Brigade Pangan (BP), Kementerian Pertanian (Kementan) melalui UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) Negeri Sembawa menggelar Training Of Trainers (TOT).
Kegiatan TOT ditujukan bagi penyuluh, pejabat fungsional maupun struktural pada dinas pertanian yang bertugas mendampingi Brigade Pangan di Provinsi Lampung dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Sumatera Selatan.
Langkah tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman tentang pentingnya pengetahuan dan pelatihan dalam pengelolaan BP.
“Pengetahuan yang memadai, terutama bidang pertanian modern dan manajemen agribisnis serta pemeliharaan alat pertanian, akan memastikan BP dapat beroperasi secara efektif dan efisien," katanya.
Hal ini krusial untuk mencapai tujuan utama BP, ungkap Mentan Amran, meningkatkan produksi pangan, memberdayakan petani dan memperkuat ketahanan pangan.
Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti tentang BP harus menjadi motor penggerak swasembada pangan nasional.
"Oleh karena itu, diperlukan strategi yang terintegrasi, mulai dari pengelolaan lahan, optimalisasi produksi, hingga distribusi yang efisien," katanya.
ToT Tiga Hari
Kepala SMKPP Negeri Sembawa, Budi Santoso mengatakan, kegiatan ToT diikuti oleh 169 peserta, berlangsung di Kampus Balai Pelatihan Pertanian Lampung selama tiga hari, 20 - 22 Juli 2025.
"Kegiatan ToT menjadi langkah strategis, yang bertujuan memperkuat peran BP sebagai garda terdepan dalam percepatan tanam, optimalisasi lahan dan penanganan potensi rawan pangan," katanya.
Para peserta, ungkap Budi Santoso, dibekali pemahaman BP terkait konsep pengelolaan pertanian modern berbasis tanaman padi untuk mendukung swasembada pangan serta peningkatan kapasitas teknis dan manajemen usaha tani padi bagi BP.
"Kegiatan ToT tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas individu, juga memperkuat jaringan kerja antar penyuluh. Pasalnya, penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan," katanya lagi.
Melalui ToT, tambah Budi Santoso, Kementan berupaya meningkatkan kapasitas para peserta menjadi pendamping BP, sehingga mampu menjadi agen perubahan yang siap transfer ilmu dan keterampilan kepada petani dan generasi muda pertanian terutama dalam mendampingi BP secara lebih efektif.
Kegiatan ToT yang berlangsung selama tiga hari, menghadirkan para peserta yang merupakan pendamping dari berbagai daerah yang mendapat pembekalan materi teknis dan manajerial untuk mendukung pengembangan BP.
Pelatihan mencakup pelatihan penggunaan dan perawatan alat dan mesin, teknik pendampingan lapangan serta pengelolaan administrasi dan keuangan program. [wulan/titin/timhumas smkppnsembawa]
Bandarlampung of Lampung [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.