Kementan Kawal Harga Pangan Pokok di Sumsel
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Palembang, Sumsel [B2B]- Menjelang Bulan Suci Ramadhan, Kementerian Pertanian RI mulai lakukan pengawalan dan monitoring terhadap ketersediaan sekaligus harga pangan pokok.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan kondisi ketersediaan pangan pokok jelang Ramadan aman dan cukup terkendali, baik dipenuhi melalui produksi dalam negeri maupun impor luar negeri.
"Ketersediaan dalam kondisi aman, sekali lagi cukup baik dan terkendali," kata Mentan Syahrul.
Mentan mengatakan ketersediaan relatif aman untuk komoditas beras, jagung, bawang merah, cabai merah, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng.
Syahrul menyebut ketersediaan komoditas tersebut diperkirakan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Sementara, stok kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi pemenuhannya selain produksi dalam negeri juga dari substitusi impor.
"Stok akhir Mei 2022 untuk beras diperkirakan sebesar 9,84 juta ton dengan telah memperhitungkan perkiraan panen raya," kata Mentan.
Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Sumatera Selatan, akan mengawal sekaligus mengawasi sejumlah bahan pangan pokok, dalam rangkaian acara yang digelar mulai tanggal 29-30 Maret 2022, bertempat di kota Palembang.
"Dua belas bahan pangan pokok ini akan terus kita awasi ketersediaan dan harganya lewat tim khusus yang telah dibentuk bersama penanggung jawab setiap provinsi," jelas Dedi Nuryamsi selaku Kepala BPPSDMP.
Selanjutnya, penanggung jawablah yang akan melaporkan dan menyampaikan data hasil monitoring ketersediaan dan harga bahan pangan pokok kepada sekretariat.
"Untuk mekanisme monitoring dan pelaporan dapat dilakukan setiap minggu, baik secara langsung maupun lewat media komunikasi lainnya, dengan pihak yang dituju," sambung Dedi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai secara umum, ialah memastikan tersedianya bahan pangan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat, khususnya selama Bulan Suci Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1443H mendatang.
"Dengan koordinasi bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian sebagai penghubung, kita akan mengawal, juga mengawasi agar nantinya bahan pangan yang tersedia cukup dan harganya bisa dijangkau masyarakat umum," tegas Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti.
Menurut Shanti, salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan ini ialah dengan melakukan pemetaan terhadap ketersediaan dan harga bahan pangan pokok di Provinsi Sumatera Selatan.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi, tidak ada perubahan signifikan terkait stok ketersediaan dan harga 12 bahan pangan pokok di Sumatera Selatan, jelang Ramadhan.
“Secara umum, Sumatera Selatan tidak mengalami perubahan yang signifikan terkait stok maupun harga bahan pangan pokok. Petugas kita sudah punya database harian untuk harga dan ketersediaan 12 bahan pangan pokok ini,” papar Ruzuan.
Langkah berikutnya, akan dilakukan pula pengumpulan data ketersediaan dan harga pangan pokok, hingga menyusun mekanisme pelaporan berupa data dan pemetaan ketahanan pangan serta rekomendasi tindak lanjut.
Palembang of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic, or the SMKPPN so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
