Beras, Dukungan 500 Ribu Ton Myanmar sebagai Cadangan Pengaman
Rice, 500 Thousand Tons of Support Myanmar as a Safety Backup
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan menyatakan konsesi impor beras sebesar 500 ribu ton dari Myanmar menjadi cadangan pengaman apabila pasokan beras dalam negeri tidak mencukupi.
"Sifatnya berupa cadangan beras yang sewaktu-waktu ketika dibutuhkan Indonesia bisa dikirim," kata Rusman Heriawan di sela kegiatan Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian di Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu (24/4).
Sebelumnya diberitakan, Indonesia dan Myanmar sepakat kerja sama pembelian beras, jika Indonesia sedang kekurangan. Kerja sama ini berlaku adil bagi kedua belah pihak. Kesepakatan ini merupakan salah satu dari tiga nota kesepahaman atau MoU yang diteken seusai pertemuan bilateral.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan hal ini di Hotel Areum Palace, Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (23/4) petang waktu setempat.
"MoU ini supaya Indonesia bisa beli 500 ribu ton beras per tahun. Kalau di sini kelebihan dan Indonesia kekurangan, maka bisa dimanfaatkan, bisa dibeli dari Myanmar dengan syarat dan ketentuan yang adil," kata Gita Wirjawan.
Menurut Wakil Mentan, kerja sama dengan Myanmar ini mendukung kesepakatan yang sama antara Indonesia dengan Thailand berupa 1 juta ton per tahun.
"Saya pastikan bahwa kuiota impor beras tidak akan dikucurkan setiap tahunnya, tapi hanya akan diimpor sewaktu-waktu sesuai kebutuhan Indonesia saja," ungkap mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) ini lagi.
Jakarta (B2B) - Vice Minister of Agriculture, Rusman Heriawan concessions in import of 500 thousand tons of rice from Myanmar into a backup safety in the supply of rice of domestic if not sufficient.
"Reserve rice at any time when required Indonesia to import," said Rusman Heriawan after opening the Agricultural Products Processing Technology Exhibition in Ministry of Agriculture in Jakarta, Wednesday (24/4).
Previously reported, Indonesia and Myanmar have agreed to cooperate buying rice, when Indonesia needs. This cooperation to be fair to both countries. This agreement is one of three memorandum of understanding or MoU, which was signed after the bilateral meeting.
Trade Minister Gita Wirjawan said this in Areum Palace Hotel, Nay Pyi Taw, Myanmar, Tuesday (23/4) evening local time.
"This MoU in order Indonesia could buy 500 thousand tons of rice per year. If here the excess and Indonesia was in need, then it could buy from Myanmar with fair terms and conditions," said Gita Wirjawan.
"This MoU so that Indonesia could buy 500 thousand tons of rice per year. If in excess Myanmar and Indonesia deficiency, it can be used, can be purchased from Myanmar with fair terms and conditions," said Gita Wirjawan.
According to Deputy Minister of Agriculture, in collaboration with Myanmar supports the same deal between Indonesia and Thailand in the form of 1 million tons per year.
"I am sure that the rice import quota will not be disbursed each year, but only will be imported at any time as needed in Indonesia," said the former head of the Central Statistics Agency (BPS).
