Uji Kemampuan Peserta Didik, SMKPPN Kementan Ikuti TKA 2025 di Kota Banjarbaru
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Kota Banjarbaru, Kalsel (B2B) - Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto menyetujui pelaksanaan Tes Kompetensi Akademik (TKA) melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersifat sukarela dan tidak wajib bagi para murid.
Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni mengatakan, guna mendukung pelaksanaan TKA, Kementerian Pertanian RI (Kementan) khususnya SMK Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PP N) Banjarbaru turut melaksanakan TKA bagi siswa kelas XII Tahun Pelajaran (TP) 2025/2026 selama dua hari, 5 dan 6 November 2025 di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Pelaksanaan TKA didukung oleh Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa sekolah vokasi seperti SMK-PP, Polbangtan dan PEPI memiliki peran penting untuk memajukan pertanian.
"Pertanian pun dapat di digarap dengan cara-cara kekinian, namun hal itu harus didukung oleh SDM pertanian yang unggul dan berkompeten," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti bahwa di tangan milenial dan generasi Z, pembangunan pertanian akan dijalankan.
“Kalian semua adalah motor penggerak pertanian di negara yang kita cintai ini. Terlepas dari generasi pendahulu kalian yang saat ini sudah menjadi penggerak dan pelopor pembangunan pertanian,” katanya.
SMKPPN Banjarbaru
Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni mengatakan, pelaksanaan TKA sebagai upaya menghasilkan SDM yang kompeten, produktif dan berdaya saing, karena itu Kementan memaksimalkan pendidikan vokasi.
Menurutnya, pelaksanaan TKA di SMK-PP Negeri Banjarbaru berlangsung selama dua hari, 5 dan 6 November 2025 pada dua ruang yakni Laboratorium Komputer dan Laboratorium Bahasa di kampus SMK-PP Negeri Banjarbaru.
"Tes berbasis komputer diikuti oleh 82 siswa tingkat akhir dari tiga konsentrasi keahlian yakni Agribisnis Tanaman Perkebunan, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian," kata Yudi Astoni.
Ada pun materi soal TKA, ungkapnya, berupa tes kemampuan verbal (bahasa), numerik (angka), logika dan spasial (gambar). Setiap jenis tes mengukur kemampuan berbeda seperti kemampuan berbahasa, menganalisis angka, bernalar secara logis dan memecahkan masalah visual.
Saat pembukaan kegiatan TKA, Yudi Astoni berpesan kepada para siswa yang telah mempersiapkan diri dengan baik, maka TKA merupakan momentum penting untuk menunjukkan prestasi terbaik.
Diketahui, TKA merupakan asesmen standar nasional yang dirancang untuk mengukur capaian akademik siswa pada mata pelajaran tertentu sesuai kurikulum.
"Meski bersifat tidak wajib dan tidak menentukan kelulusan sekolah, TKA berfungsi memberikan penilaian yang lebih adil, objektif dan terstandar bagi siswa di seluruh Indonesia," ungkap Yudi Astoni.
Dia menambahkan, hasil TKA dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam proses seleksi pendidikan lanjutan, termasuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). [Tim Ekpos SMKPPN Banjarbaru]
Banjarbaru City of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.
