Pupuk Bersubsidi, Kementan ke DPR Usul Perbaikan Skema Distribusi

Indonesian Govt Oversees the Distribution of Subsidized Fertilizer for Farmers

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Pupuk Bersubsidi, Kementan ke DPR Usul Perbaikan Skema Distribusi
ALOKASI PUPUK: Usulan Kementan ke DPR RI dikemukakan Dirjen Prasarana dan Sarana [PSP] Sarwo Edhie dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada Rapat Dengar Pendapat [RDP] sekaligus Rapat Panitia Kerja [Panja] bersama Komisi IV DPR di Jakarta [Foto: Kementan]

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI kepada Komisi IV DPR mengajukan Tiga Usulan untuk mengatur Skema Pendistribusian Pupuk 2022, hanya untuk komoditas tanaman pangan; maksimal lahan satu hektar; dan fokus pupuk urea, NPK atau dengan pupuk organik.

Usulan Kementan ke DPR RI dikemukakan Dirjen Prasarana dan Sarana [PSP] Sarwo Edhie; Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi; dan Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi pada Rapat Dengar Pendapat [RDP] sekaligus Rapat Panitia Kerja [Panja] bersama Komisi IV DPR di Jakarta, Senin [5/4].

Usulan pertama, pupuk subsidi hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan komoditas tertentu seperti padi jagung dan kedelai. Kemudian yang kedua, pupuk subsidi akan didifokuskan pada pupuk urea, NPK atau dengan pupuk organik.

"Usulan ketiga adalah pupuk subsidi ini dibatasi keluasannya di lahan 1 hektare, sehingga kalau sekarang alokasi pupuk 9 juta hektar untuk 2 hektar maksimum itu mungkin kalau batasan luasannya dikurangi menjadi 1 hektare bisa dua kali lipat kira-kira begitu," kata Sarwo Edhie

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa pendistribusian pupuk sejauh ini berjalan dengan baik, terlebih jika dilihat dari hasil produksi musim tanam 2020 yang saat ini mengalami peningkatan produksi cukup signifikan.

"Dari data yang kami miliki produksi beras di MT [musim tanam] 2020 mengalami peningkatan," katanya.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP mengatakan bahwa pendataan penerima pupuk sudah sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok [e-RDKK].

"Jadi dimulai dari tingkat Desa lanjut ke Kecamatan, kemudian di Kecamatan data kebutuhan pupuk itu dimasukkan kedalam mesin dan divalidasi dengan nomor induk kependudukan yang kita dapat dari Dirjen dukcapil Kemendagri. Jadi penerima pupuk sudah tepat sasaran," katanya.

Menurutnya, punyusunan validasi data sesuai e-RDKK dibantu langsung oleh penyuluh dan kelompok tani di tiap daerah, sehingga penyediaan, distribusi dan pengawasan bisa dilakukan secara langsung oleh masyarakat.

"Saya sampaikan intinya adalah penyuluh bersama-sama dengan kelompok tani dari bawah menyusun RDKK kebutuhan pupuk subsidi ini yang dilanjutkan ke Dinas Pertanian Kabupaten Kota terus ke Provinsi kemudian baru ke Kementan," kata Dedi Nursyamsi.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Perekonomian, Musdalifah Machmud menambahkan bahwa ke depan pihaknya akan terus meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dalam melengkapi pendataan penerima pupuk subsidi agar sesuai dengan kebijakan.

"Kami akan memperbaiki terus-menerus dan kita saat ini berkomunikasi melakukan koordinasi dengan Kemendagri untuk sama-sama kita mulai pendataan dari camat sampai pemerintah daerah," kata Musdalifah.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa selama ini yang selalu menjadi masalah dalam persoalan pupuk adalah sulitnya para kepala daerah dalam mengeluarkan surat keputusan.

"Yang sering bermasalah itu adalah surat keputusan Gubernurnya belum keluar. Jadi tolong struktur semacam itu dihilangkan saja karena sudah ada data di Dirjen tanaman pangan. Artinya jangan terlalu banyak mata rantai birokrasi lah," kata Dedi Mulyadi.

Jakarta [B2B] - Indonesian Agriculture Ministry continues to control distribution of subsidized fertilizers to target them due to the long distribution chain, dualism of prices, scarcity of products, mixing of non-subsidized and subsidized fertilizers, weakness of supervision, and counterfeiting of quota fertilizers to improve the distribution of subsidized fertilizer through Definitive Plans for Group Needs by online [e-RDKK] and Farmer Cards.