FGD BPPSDMP, KaBadan SDM Ingatkan Tantangan SDM Pertanian di Era 4.0
Indonesia Faces Agriculture in the 4.0 Era with Vocational Education
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Bogor, Jabar [B2B] - Menurunnya impor pangan dan meningkatnya ekspor pangan ke mancanegara di era Jokowi - JK memberi harapan bahwa Indonesia mampu mandiri dan berdaulat pangan. Trend positif tersebut jangan membuat kita terlena lantaran petani sebagai pelaku utama sektor pertanian saat ini terus menyusut jumlahnya. Sebagian besar petani berusia lanjut, pendidikan rendah dan tidak update kemajuan teknologi digital di era industrialisasi 4.0.
Hal itu dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Prof [R] Dedi Nursyamsi dalam arahannya pada focus group discussion [FGD] bertajuk ´Peta Jalan Pengembangan Politeknik Kementerian Pertanian 2020 - 2045´ di Sentul - Bogor, Jawa Barat pada Rabu [7/8].
"Saat ini kami membutuhkan masukan, saran, dan kritik dari praktisi, akademisi, dan para birokrat untuk mendukung pengembangan pendidikan politeknik pertanian, sehingga akan tersusun roadmap jangka pendek, menengah dan panjang untuk membangun SDM pertanian ke depan," kata Dedi Nursyamsi.
FGD diinisiasi BPPSDMP Kementan menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten antara lain Dekan Sekolah Vokasi IPB Bogor, Prof Arif Daryanto; Direktur Politeknik Jember, Dr Nanang Dwi Wahyono; Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember [Puslitkoka] Misnawi dan petani sukses Wayan Supadno.
Paparan narasumber, kata KaBadan SDM Kementan, akan mendukung upaya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP Kementan] melahirkan calon-calon petani andal berjiwa entrepreneurship sebagai job creator dan job seeker pertanian Indonesia.
“Tidak mungkin hanya mengandalkan petani yang ada saat ini dimana banyak dari mereka yang telah berusia lanjut, berpendidikan rendah dan tidak update akan perkembangan teknologi. Kita harus menumbuhkan petani dan enterpreneur dari generasi muda yang andal dan mampu bersaing," katanya.
Fakta tersebut harus segera disikapi, mengingat keberhasilan Indonesia dalam 4,5 tahun terakhir mampu menekan impor pangan strategis seperti beras, jagung, bawang merah dan daging sapi yang memberi harapan Indonesia mampu mandiri dan berdaulat pangan, sehingga menambah optimistis Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045.
Pembangunan SDM
Sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang menetapkan mulai 2019 strategi pembangunan nasional fokus pada pembangunan SDM khususnya melalui pendidikan vokasi, yang disikapi oleh BPPSDMP Kementan sejak 18 September 2018, dengan transformasi sekolah tinggi penyuluhan pertanian [STPP] menjadi politeknik pembangunan pertanian [Polbangtan] yang diluncurkan Mentan Amran Sulaiman di Bogor, menandai peresmian enam Polbangtan di seluruh Indonesia: Medan [Sumut], Bogor [Jabar], Yogyakarta dan Magelang [DIY dan Jateng], Malang [Jatim], Gowa [Sulsel] dan Manokwari [Papua].
"Saat ini banyak lulusan perguruan tinggi, khususnya jurusan pertanian belum sesuai harapan dunia usaha dunia industri atau DuDi, Polbangtan dikembangkan Kementan untuk menghadapi tantangan era 4.0 di sektor pertanian untuk menghasilkan lulusan siap usaha dan siap kerja yang menguasai mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi atau TIK," kata Dedi Nursyamsi.
Sebagaimana diketahui pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Misalnya untuk pendidikan vokasi diploma 3 menerapkan pola 3-2-1, maksudnya tiga semester di kelas, dua semester di industri, dan satu semester menulis karya akhir, hal itu terkait dengan kurikulum pendidikan vokasi berbasis produk. Sementara untuk sarjana terapan menerapkan kurikulum 5-2-1 berbasis multi entry multi exit [MEME].
Tampak hadir Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah; Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti; Kepala Pusat Pelatihan Pertanian [Puslatan] Bustanul Arifin Caya sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati berhalangan hadir karena masih berada di Provinsi Gorontalo memimpin upaya percepatan luas tambah tanam [LTT] selaku PJ Upsus Pajale Gorontalo. [Cha]
Bogor of West Java [B2B] - Declining food imports and increase food exports to foreign countries in Joko Widodo´s administration giving hope that Indonesia could be independent and sovereign of food. These positive trends should not make us happy because the number of farmers continues to decrease. Most of the elderly farmers, low education and technology illiterate in the era of industrialization 4.0.