SDM Pertanian, Kementan Sikapi Positif Putusan WTO Klaim RI `Negara Maju`
Indonesian Govt Push Farmers Regeneration through the Agriculture Extension
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Yogyakarta, DIY [B2B] - Pemerintah RI khususnya Kementerian Pertanian RI menyikapi positif putusan Organisasi Perdagangan Dunia [WTO] atas desakan Presiden AS Donald Trump untuk mengeluarkan Indonesia beserta Brazil dan India dari daftar ´Negara Berkembang´ harus disikapi positif oleh semua pihak, karena Indonesia dinyatakan sebagai negara maju dan dianggap mandiri ekonomi secara nasional maupun di kancah global.
"Keluarnya Indonesia dari daftar Developing and Least-Developed Countries di WTO oleh AS melalui Kantor Perwakilan Perdagangan AS atau USTR mengakibatkan Indonesia saat ini bukan lagi negara berkembang tapi dinyatakan sebagai negara maju," kata Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah pada pembukaan ´Konsolidasi Dukungan Manajemen dalam Akselerasi Pelaksanaan Program Aksi BPPSDMP 2020 di Yogyakarta, Senin [24/2].
Menurut Siti Munifah, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Kementan, tak terkecuali BPPSDMP, selain bertanggung jawab pada peningkatan kualitas SDM dari pelaku utama pertanian, Kementan juga bertanggung jawab pada peningkatan produksi komoditas pertanian.
"Tentunya untuk mewujudkan itu semua kita perlu didukung oleh sumber daya manusia yang handal khususnya generasi muda atau yang sering disebut generasi milenial," kata Siti Munifah.
Dia menambahkan bahwa hal itu sejalan dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo bahwa Indonesia memiliki bekal kuat untuk berubah statusnya dari negara berkembang menjadi negara maju. Maksudnya, dengan jumlah penduduk dan mayoritas masuk kategori usia produktif maka pada 2020, Kementan akan mendorong peningkatan kualitas SDM pertanian.
Saat ini, kata Siti Munifah, Kementan mengusung sembilan program utama pembangunan pertanian melalui pendidikan dan pelatihan vokasi serta pengembangan KostraTani.
"Sudah saatnya kita mengubah stigma bahwa pertanian itu kumuh, kotor dan tidak menjanjikan masa depan. Sebaliknya, kita harus menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern. Bahkan Mentan Syahrul Yasin Limpo pun menyakini di tangan generasi milenial yang tangguh, andal dan berdaya saing maka pembangunan pertanian menuju kemandirian pangan akan terwujud.," katanya lagi.
Kepada para pimpinan unit pelaksana teknis [UPT] lingkup BPPSDMP, Siti Munifah mengharapkan untuk lebih fokus meningkatkan kualitas SDM pertanian melalui peningkatan sarana dan prasarana dari Tiga Pilar BPPSDMP yakni penyuluhan, pendidikan dan pelatihan yang harus berjalan bersama saling mendukung untuk melahirkan petani milenial maju, mandiri dan modern.
"Jangan kita lupa untuk mempublikasikan keberhasilan-keberhasilan kinerja yang telah kita raih melalui media massa. Masyarakat pun perlu mengetahui apa yang telah kita lakukan baik itu program maupun inovasi-inovasi terbaru di bidang pertanian untuk meningkatkan minat generasi muda ke sektor pertanian. Semakin banyak success story yang diketahui masyarakat akan menarik minat mereka terjun ke sektor pertanian," kata Siti Munifah. [NL]
Yogyakarta [B2B] - Agriculture extension, education and training programs as part of policy of Indonesian Agriculture Ministry´s under the coordination of the Directorate General of Agency for Agricultural Extension and Human Resources Development or BPPSDMP to attract young people to the agricultural sector as agropreneur. They are Y and Z generations who are interested in information technology and social media, so that agricultural extension must be more active through Facebook, Instagram, Twitter and Linkedin, according to senior Indonesian officials.