Swasembada, Kementan gelar Workshop Pendamping Brigade Pangan Kalsel
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Banjarbaru, Kalsel (B2B) - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa melalui program Brigade Pangan (BP), Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong terwujudnya swasembada pangan dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi modern dan keterlibatan generasi muda.
“Brigade Pangan mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektare per BP. Program ini juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih,” kata Mentan Amran Sulaiman.
Hal senada disampaikan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa BP menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian.
“Mewujudkan sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri, dan berdaya saing dibidang enjiniring dan teknologi pertanian”, tegas Santi.
Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni memastikan komitmen sekolah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan senantiasa mendukung swasembada pangan, salah satunya meningkatkan kapasitas Pendamping Brigade Pangan (BP).
"Workshop Bagi Pendamping Brigade Pangan di Kalimantan Selatan berlangsung tiga hari, sejak Senin (29/9) di SMK-PP Negeri Banjarbaru," katanya.
Workshop diawali pembukaan yang langsung dipimpin oleh Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni, yang mengharapkan peserta workshop dapat menyerap ilmu dan dapat menerapkan nantinya, karena merupakan penyuluh terpilih.
“Kegiatan bertujuan menyiapkan fasilitator yang kompeten dalam mendukung program brigade pangan di daerah," katanya.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan metode penyampaian pelatihan di tingkat lapangan, dan membangun jejaring kerja antara penyuluh, pendidik, dan pelaku utama pertanian.
“Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para peserta memfasilitasi pelatihan di tingkat lapangan. Guna memberi kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional," ungkap Yudi Astoni.
Membangun semangat kolaborasi, ungkapnya lagi, antara lembaga pendidikan, penyuluhan, dan masyarakat tani.
Kegiatan workshop mengundang 25 penyuluh dari enam kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) di antaranya tiga orang dari Kabupaten Tabalong, tiga dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dua Kabupaten Tapin, satu peserta dari Kota Banjarbaru, 14 dari Kabupaten Tanah Bumbu dan dua dari Kabupaten Kotabaru.
"Selama kegiatan workshop, peserta diberikan materi dari widyaiswara dan guru yang telah mengikuti pelatihan ToMT," ungkap Yudi Astoni.
Selama tiga hari pula mereka mendapatkan materi secara teori dan melakukan kunjungan lapangan ke lahan praktek SMK-PP Negeri Banjarbaru. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]
Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.