Young Ambassador, Upaya Kementan agar Generasi Milenial Mencintai Pertanian

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Young Ambassador, Upaya Kementan agar Generasi Milenial Mencintai Pertanian
PROGRAM YESS: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi (tengah) dialog dengan 27 Nominee Young Ambassador dari seluruh RI via daring didampingi Direktur YESS, Idha Widi Arsanti (kiri) dan Project Manager YESS, Inneke Kusumawaty.

Jakarta (B2B) - Generasi milenial diharapkan mencintai sektor pertanian untuk mengembangkan potensi pertanian di seluruh Indonesia. Komitmen mencintai pertanian diikuti upaya resonansi bagi warga sekitarnya menjadi tujuan utama pengukuhan 27 Nominee menjadi 15 Young Ambassador [YA] pada Grand Final di Bogor, Jabar, Sabtu mendatang [10/6].

Program YA merupakan besutan perdana Kementerian Pertanian RI dan YESS. Diawali kegiatan bootcamp bagi 50 calon YA pada 24 - 29 Maret lalu di Tangerang, Banten. Terpilih 27 Nominee YA, yang akan mengikuti tahapan selanjutnya, penjurian pada grand final di Bogor pada Jumat [10/6] memilih 15 peserta terbaik yang dinilai layak dikukuhkan sebagai Petani Milenial dan Wirausahawan Pertanian 2022.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan YA diinisiasi oleh Kementan dan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service [YESS].

"Tujuannya, percepatan regenerasi petani dan wirausahawan muda serta ketenagakerjaan terdidik yang berkompetensi di sektor pertanian," katanya kepada 27 Nominee Young Ambassador 2022 di seluruh Indonesia melalui daring pada press conference di Jakarta, Selasa siang [7/6].

Sementara untuk mencapai tujuan ideal tersebut, katanya, untuk mendukung Program YESS, Kementan menyadari dibutuhkan kegiatan yang dapat mengubah narasi pertanian dalam persepsi generasi milenial agar lebih mudah diterima, diyakini dan dilaksanakan.

"Pertanian jangan lagi dianggap sebagai pekerjaan sampingan. Tanpa masa depan. Tanpa inovasi teknologi. Pendapatannya rendah. Pertanian saat ini dan ke depan lebih menjanjikan sebagai sumber penghidupan. Petani itu keren," kata Dedi Nursyamsi didampingi Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti.

Menurutnya, Kementan didukung YESS berupaya mewujudkan sektor pertanian merupakan bidang usaha dan pekerjaan yang dapat mendukung penghidupan yang lebih baik, memgintegrasikan inovasi dan teknologi dan menghasilkan dampak sosial dan lingkungan yang positif.

Upaya BPPSDMP Kementan sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa sektor pertanian adalah subsektor ekonomi yang menjanjikan meski dihadang pandemi Covid-19.

"Kementan mengajak generasi milenial pedesaan bertani untuk membuka peluang usaha dan peluang kerja melalui pertanian dari hulu ke hilir," kata Mentan.

Peningkatan kemampuan tersebut, katanya, melalui pelatihan dengan memanfaatkan inovasi teknologi, alat mesin pertanian [Alsintan], permagangan, akses permodalan hingga membuka jejaring pemasaran.

Mentan berkomitmen untuk terus berupaya memfasilitasi generasi milenial, untuk menggeluti wirausaha pertanian bahkan untuk terjun menjadi petani unggul.

"Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya subsektor ekonomi yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi," katanya. (YESS)

Jakarta (B2B) - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan Bogor, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.