Latih Petani Millenial Kalsel, Kementan Ajak Atasi Biaya Pakan Ternak

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Latih Petani Millenial Kalsel, Kementan Ajak Atasi Biaya Pakan Ternak
SMKPPN BANJARBARU: Pelatihan dipimpin Konsultan PPIU Kalsel, Soedjatmiko [duduk depan, ke-2 kiri] yang berlangsung selama tiga hari, diikuti oleh 22 orang peserta yang menggeluti bidang budidaya ternak itik di Kabupaten Tanah Bumbu.

Tanah Bumbu, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI menggelar Pelatihan Advance Training bagi petani milenial Penerima Manfaat dari Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services [YESS] di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan [Kalsel] guna mengatasi biaya pakan ternak itik.

Kegiatan Advance Training digelar Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri [SMK-PPN] Banjarbaru selaku Provincial Project Impeletation Unit [PPIU] Kalsel bersama Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Satui, yang merupakan Business Development Service Providers [BDSP] dari Program YESS.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.

"Kita fasilitasi mereka. Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemi ini," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa saat ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,” papar Dedi.

Pelatihan berlangsung selama tiga hari sejak Kamis [10/11] diikuti oleh 22 orang peserta yang menggeluti bidang budidaya itik, dengan mengangkat tema pelatihan pengolahan pakan itik. 

Koordinator BPP Satui, Ulung mengatakan tema pakan budidaya itik dipilih untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pakan itik agar peternak itik di Tanah Bumbu dapat membuat pakannya secara mandiri.

"Diharapkan pula dapat menyesuaikan jenis pakan yang diolah dengan jenis itik yang dibudidayakan, sehingga dapat menekan pengeluaran biaya membeli pakan," katanya.

Antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan ini terlihat dari keaktifan peserta mengikuti serangkaian materi pelatihan, yang diberikan oleh praktisi, salah satunya Ahmad Munawir.

Ahmad mengakui senang dengan adanya kegitan ini karena menambah ilmu dan wawasan tentang pengolahan pakan ternak serta mendapat pengalaman dan teman baru dari pelatihan, sehingga jaringan pertemanan meluas akan memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha.

Beberapa materi yang diperoleh oleh peserta diantaranya pengenlan jenis itik, agribisnis ternak itik, pengenalan bahan pakan ternak itik dan kandungan gizinya serta formulasi pakan ternak itik berbasis pakan lokal disertai praktik pengolahan pakan itik.

Selain peserta yang hadir, pelatihan juga dihadiri dan didampingi oleh pihak dari PPIU Kalsel, Koordinator BPP Satui, PPL, Mobilizer dan Fasilitator Program YESS. [timhumassmkppbjb]

Tanah Bumbu of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.