Kakao Indonesia Berpeluang Tingkatkan Devisa Negara

Indonesian Cocoa Has an Opportunity Increase Foreign Exchange

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kakao Indonesia Berpeluang Tingkatkan Devisa Negara
Wamentan Rusman Heriawan (kiri), Wamendag Bayu Krisnamurti (ke-2 kiri) dan Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Faiz Achmad (kanan) Foto: B2B/Mya

Jakarta (B2B) - Saat ini Indonesia berada di urutan ketiga sebagai produsen biji kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun bukan tidak mungkin beberapa tahun kemudian, Indonesia menjadi produsen biji kakao terbesar di dunia karena tanah yang luas dan subur terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Faiz Achmad mengatakan sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia, kakao memiliki peran strategis dengan kontribusi devisa sebesar US$1.053 miliar pada 2012.

"Kakao merupakan sektor yang sangat potensial untuk terus dikembangkan, karena kakao merupakan bahan dasar pembuatan makanan dan minuman coklat yang sangat disukai oleh masyrakat dunia," kata Faiz Achmad pada peringatan Hari Kakao Indonesia di Mall Taman Anggrek Jakarta, Rabu (18/9) mewakili Menteri Perindustrian MS Hidayat yang berhalangan hadir.

Hari Kakao Indonesia turut dihadiri Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan dan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurti dan pimpinan produsen coklat ternama, Silver Queen.


Menurutnya, saat ini konsumsi coklat tidak hanya didominasi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa saja, karena beberapa negara di Asia juga mulai menggemari coklat, terutama dari China. Dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan pola konsumsi masyarakat China terutama dari generasi muda cukup menjanjikan.

"Organisasi kakao internasional atau ICCO menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, permintaan kakao dunia tumbuh rata-rata sekitar 5% per tahun," ungkap Faiz.

Hari kakao yang bertajuk,"Coklatku, Budayaku, Indonesiaku" itu menggelar sejumlah acara di antaranya lokarya, pameran dan demonstrasi kreasi hidangan berbahan dasar coklat. Acara tersebut bertujuan meningkatkan konsumsi produk kakao lokal sekaligus mendorong hilirisasi kakao dalam negeri melalui peningkatan nilai tambah produk kakao dan coklat.

Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan Bea Keluar atas ekspor biji kakao melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67 / PMK.011/ 2010 pada 1 April 2010 lalu, industri kakao nasional menggeliat, terbukti dengan semakin menurunnya volume ekspor biji kakao, sementara ekspor kakao olahan terus mengalami peningkatan.

Jakarta (B2B) - Indonesia is currently third in the world cocoa producer after Ivory Coast and Ghana. However it is not possible a few years later, Indonesia is the largest producer of cocoa beans in the world due to the vast and fertile land from Sabang to Merauke.

Director of the Food Industry, Marine Products and Fisheries Directorate General of Agro Industry the Ministry of Industry, Faiz Ahmad said as one commodity Indonesia, cocoa has a strategic role with the contribution income of U.S. $ 1,053 billion in 2012.

"Cocoa is a sector whose development potential, because cocoa is the main ingredient of food and drinks that are favored by the world community," said Faiz Ahmad on Indonesian Cocoa Day celebration at Mall Taman Anggrek in Jakarta, Wednesday (18/9) representing the Minister of Industry MS Hidayat , who was unable to attend.

Indonesian Cocoa Day also attended by Deputy Minister of Agriculture, Rusman Heriawan and Deputy Minister of Trade Bayu Krisnamurti and management producer of Silver Queen.

According to him, the current consumption of chocolate not only dominated by the United States and the European Union only, as some countries in Asia also began to idolize chocolate, especially from China. With the high economic growth in recent years causes the consumption patterns of Chinese society, especially of the younger generation is quite promising.

"International Cocoa Organization, ICCO said that in the last five years, the global cocoa demand grows an average of 5% per year," Faiz said.

Day cocoa, titled, "My Chocolate, My Culture, My Indonesia" held a number of events including workshops, exhibitions and demonstrations of dishes from chocolate creations. The aim to increase local consumption of cocoa and to encourage domestic cocoa downstream through increased value-added cocoa and chocolate.

Since the government issued a policy of export duty on cocoa exports through the Minister of Finance Regulation No. 67 / PMK.011 / 2010 on April 1, 2010, the national cocoa industry squirm, as evidenced by the decline in the volume of exports of cocoa beans, while cocoa exports continue to rise.