Gas Pol Tanam, Kementan Serukan Gerakan SDM Pertanian Sikapi COVID-19
Indonesian Agriculture Ministry Concerned Coronavirus with Weaker Health Systems
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Jakarta [B2B] - Sektor lain di perekonomian boleh tertunda atau terhenti lantaran penyebaran virus Corona, namun sektor pertanian tidak bisa ditangguhkan apalagi stop produksi pangan, karena 267 juta penduduk setiap hari harus makan, Kementerian Pertanian RI memastikan pembangunan pertanian show must go on tidak boleh stop 'meskipun besok kiamat'.
Kementan akan menggerakkan sektor pertanian melalui Agriculture War Room - Komando Strategis Pembangunan Pertanian [AWR KostraTani] seperti diinstruksikan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada jajaran Kementan di pusat dan daerah dalam mendukung pencegahan dan perlindungan dari wabah penyakit COVID-19.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Badan Penyuluhan & Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian RI [BPPSDMP] Prof Dedi Nursyamsi melaksanakan Keputusan Presiden No 7/2020 dan Surat Edaran Menpan - RB No 19/2020 tanggal 16 Maret 2020 tentang ´Penyesuaian Sistem Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Instansi Pemerintah´, termasuk Kementan untuk melakukan langkah strategis mencegah dan melindungi pegawai dari penyebaran wabah Corona.
"Pembangunan pertanian jalan terus setiap hari. Tidak boleh berhenti meskipun ada pandemi COVID-19 global. Kalau pun besok kiamat, kita harus tetap olah lahan dan olah tanam. Meskipun besok mati, kita harus tetap menanam padi dan lain-lain. Tanam .... tanam ... tanam ..... Petani tetap gas pol tanam. Pangan harus selalu tersedia. Tidak boleh ditunda apalagi dihentikan. Petani tetap bekerja di sawah, yang penting jaga jarak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus Corona," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi kepada pers di Jakarta, Selasa [17/3] didampingi Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah.
Menurutnya, Mentan SYL telah menginstruksikan agar jajaran Kementan tetap menggerakkan penyuluh pertanian di seluruh Indonesia untuk mengawal dan mendampingi petani menggerakkan sektor pertanian melalui teleconference di AWR KostraTani. Saat ini AWR KostraTani terhubung ke Agriculture Operation Room [AOR] di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian [BPTP] selaku Kostrawil di tingkat provinsi di bawah komando gubernur; bupati mengendalikan AOR di kabupaten melalui kantor dinas pertanian; dan AOR di kecamatan melalui Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] sebagai locust pembangunan pertanian.
Di balik suatu bencana atau musibah selalu ada blessing in disguise [berkah tersembunyi atau hikmah bermanfaat] untuk mencapai keseimbangan [equilibrium] begitu pula dengan pandemi global COVID-19 setelah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia [WHO]. Dampak di sektor pangan adalah memaksa negara produsen gandum - bahan baku tepung terigu - mengurangi produksinya lantaran penyebaran virus Corona, seperti halnya China dan Amerika Serikat. Selama ini, Indonesia mengimpor kebutuhan gandum dari dua produsen utama dunia tersebut, sementara total impor gandum Indonesia mencapai Rp70 triliun per tahun, untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan antara lain mi instan, roti dan lain-lain.
"Ini kesempatan bagi Indonesia, khususnya para petani untuk meningkatkan produksi substitusi tepung terigu, yang banyak kita konsumsi untuk membuat roti dan mi instan. Mari kita manfaatkan pangan lokal seperti jagung, untuk diolah menjadi tepung jagung dan pati jagung atau maizena. Begitu pula dengan singkong menjadi tepung tapioka dan tepung mocaf melalui proses fermentasi. Sagu juga dapat menjadi substitusi tepung terigu. Inilah hikmahnya bagi pertanian di tengah pandemi global COVID-19, untuk meningkatkan produksi substitusi gandum," kata Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati dan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti.
Dia mengajak petani tetap bekerja keras sebagai ´produsen pangan´ untuk meningkatkan produksi pertanian bagi kebutuhan nasional maupun komoditas ekspor.
“Jaga kesehatan SDM pertanian Indonesia dari penyebaran virus Corona. Kita harus menyikapi secara proporsional, artinya tidak boleh panik tapi tidak pula menganggap enteng," kata Dedi Nursyamsi.
Jakarta [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to senior official of the ministry.