Minat Wirausaha, Siswa SMKPP Kementan Fokus Budidaya Cabai Merah

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Minat Wirausaha, Siswa SMKPP Kementan Fokus Budidaya Cabai Merah
SMKPPN SEMBAWA: Penanaman dimulai awal Juni 2023, setelah 2,5 bulan cabai merah mulai menghasilkan dan dapat dipanen. Luasan lahan satu hektar dengan populasi sekitar 20.000 batang, tim PWMP Prodi ATPH memanen rata-rata 0,5 ons per batang dengan interval panen tiga hari sekali.

Banyuasin, Kalsel [B2B] - Upaya dalam menumbuhkan minat generasi muda dalam berwirausaha terus diupayakan oleh  Kementerian Pertanian RI, yang terus bergerak melalui Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] guna menggali dan memupuk jiwa kewirausahaan petani muda dalam mengembangkan usaha.

Guna menunjang pencapaian tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembanguna (SMK-PP) Negeri Sembawa selaku Unit Pelaksana Teknis [UPT] Kementan di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan [Sumsel] terus mendukung program demi mencapai visi dan misi Kementan.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa regenerasi petani adalah tonggak utama kemajuan pertanian.

“Sebagai generasi muda yang energik, tentunya harus kita arahkan mereka kepada hal positif untuk mendukung pertanian di masa depan agar pertanian dapat terus menopang perekonomi negara,” katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsyi tiada henti mengingatkan untuk menjadi seorang entrepreneur sejati dibutuhkan waktu, usaha dan kerja keras, karena semuanya tidak ada yang instan.

“Kebanyakan anak muda saat ini ingin segalanya serba instan, namun di sinilah kita perlu sama-sama belajar bahwa pengalaman yang tidak instan dapat menjadi ilmu, termasuk menggerakkan agribisnis," kata Dedi Nursyamsi.

Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni menegaskan bahwa Program PWMP pada sekolah yang dipimpinnya, untuk 2023 mengembangkan 20 kelompok PWMP.

“Kegiatan dimulai dengan proses penentuan konsep usaha, sistem pemeliharaan, pengaturan pengeluaran modal dan strategi pemesaran setiap komoditasi yang menjadi fokus usaha setiap kelompok,” katanya.

Program PWMP bagi Program Studi [Prodi] Agribisnis Tanaman Pangan Hortikultura [ATPH] SMKPPN Sembawa pada 2023 fokus pada pengembangan budidaya tanaman cabai merah.

Kegiatan PWMP komoditi cabai merah didampingi pembimbing, Ketua Prodi ATPH, Junaedi memiliki tim terdiri atas empat kelompok yakni Nur Qlbi, Niken Julianti, Krisnaldi dan Fattiya yang masing masing mengusahakan sekitar 0,25 hektar sehingga total keseluruhan mencapai satu hektar.

Junaedi menyampaikan tiap-tiap kelompok melakukan kegiatan dari mulai persiapan lahan, menyiapkan bibit, penanaman pemeliharaan, panen sampai ke pemasaran.

Penanaman dimulai pada awal Juni 2023, setelah 2,5 bulan cabai merah mulai menghasilkan dan dapat dipanen.

Luasan lahan satu hektar dengan populasi kurang lebih 20.000 batang, tim PWMP Prodi ATPH berhasil memanen rata-rata 0,5 ons per batang dengan interval panen tiga hari sekali.

"Nantinya hasil panen ini akan terus bertambah, karena tanaman cabai mampu bertahan hingga usia 12 bulan dengan perawatan yang baik," tandas Junaedi. [titin/timhumassmkppnsembawa]

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.