Perubahan Iklim, Kementan & DPR Dorong Petani Terapkan `Smart Farming`
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Bandarlampung, Lampung [B2B] - Upaya menuju pertanian maju, mandiri dan modern terus digelorakan oleh Kementerian Pertanian RI didukung DPR RI, terutama mengantisipasi perubahan iklim dengan pengembangan Smart Farming [bertani cerdas]. Kondisi tersebut menuntut hadirnya pertanian presisi, dengan ´meminimalisir input namun output-nya [hasil] maksimal.´
Tekad tersebut mengemuka pada kegiatan Bimbingan Teknis [Bimtek] yang diinisiasi Komisi IV DPR RI bersama Kementan melalui SMKPP Negeri Sembawa menggelar Bimtek bertajuk ´Penggerak Penerapan Smart Farming menghadapi Tantangan Perubahan Iklim´ di BPP Lampung pada Jumat [30/9].
Sekitar 150 penyuluh dari Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran, Pringsewu, Kota Metro, dan Kota Bandar Lampung mengikuti Bimtek Smart Farming, yang dibagi dalam dua angkatan.
Bimtek dibuka oleh Ketua Komisi IV DPR RI Sudin yang mengingatkan bahwa dunia saat ini menghadapi ancaman krisis pangan, terutama akibat perubahan iklim [climate change] sehingga harus diantisipasi serius dengan rumusan kebijakan sektor pertanian didukung inovasi teknologi dan SDM pertanian.
"Indonesia tergolong sebagai negara yang rentan terhadap perubahan iklim sekaligus negara paling terdampak," kata Sudin didampingi Kepala Pusat Pelatihan Pertanian [Puslatan] Leli Nuryati dan Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni saat membuka Bimtek tersebut.
Langkah tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Smart Farming merupakan sistem pertanian berbasis teknologi, yang mendukung petani meningkatkan hasil produksi dan produktivitas.
"Smart Farming sejalan dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo tentang program digitalisasi pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan kedaulatan pangan," katanya.
Saat ini sektor pertanian, kata Mentan Syahrul, telah memasuki era digital, sehingga generasi milenial bersama petani harus adaptasi memanfaatkan peluang dan menang kompetisi.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menekankan pada materi penyuluh pertanian dalam mendukung peningkatan ketersediaan pangan, akses dan konsumsi pangan.
"Kementan menyediakan sumber materi penyuluhan pertanian berbasis teknologi informasi dan komunikasi seperti melalui Cyber Extension," katanya.
Legislator Senayan, Sudin menambahkan perubahan iklim akan berdampak pada sektor pertanian Indonesia, dengan prediksi pada 2023 adanya ancaman El Nino dengan meningkatnya risiko banjir, kerusakan ekosistem lahan pertanian dapat mengancam ketahanan pangan.
"Kepada penyuluh, saya berpesan agar terus melakukan pendampingan dan bimbingan terhadap petani untuk menerapkan Smart Farming meskipun menghadapi banyak kendala dan tantangan," kata Sudin.
Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni mengatakan, pertanian berbasis Smart Farming telah diterapkan di BPP Lampung, yang merupakan inovasi mandiri yang dapat diadaptasi oleh penyuluh di bawah koordinas Balai Penyuluh Pertanian [BPP].
"BPP sebagai tempat penyuluh secara formal untuk menambah informasi dan pengetahuan dan keterampilan mengenai Smart Farming," katanya. [titin/timhumassmkppnsembawa]
Bandarlampung of Lampung [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.