Tani Akur, Kementan Ajak Petani Milenial Manfaatkan KUR

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Tani Akur, Kementan Ajak Petani Milenial Manfaatkan KUR
PROGRAM YESS: Direktur Program YESS Idha Widi Arsanti [hijab biru] bersama Project Manager Program YESS, Inneke Kusumawati [hijab oranye] dan Direktur Polbangtan Bogor Detia Tri Yunandar bersama peserta pelatihan

Bogor, Jabar [B2B] - Kemajuan sektor pertanian  di era revolusi industri 4.0 terjadi seiring berkembangnya unsur teknologi dalam berbagai tahapan produksinya. Perubahan terjadi lantaran tingginya keinginan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian berkali lipat dari sebelumnya, serta mendapatkan hasil pertanian berkualitas, dengan mengedepankan efektivitas dan efisiensi dari berbagai bidang yang mendukungnya.

Diketahui bersama bahwa sektor pangan selalu menjadi perhatian setiap negara, karena tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi dapat memberi pengaruh kepada setiap aspek kehidupan di Indonesia. 

Pada 2022, Kementerian Pertanian RI melalui Youth Enterpreneurship Supporting Services programme [YESS] kembali menggelar Pelatihan Agribisnis Smart Farming dan Kredit Usaha Rakyat. Kegiatan tersebut  merupakan lanjutan dari pelatihan serupa pada Februari 2022.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.

"Generasi Z juga harus bisa mengikuti perkembangan dari zaman, harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan start-up pertanian,” katanya.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda. 

"Petani milenial juga berperan penting menjaga kestabilan pangan nasional. Petani milenial wajib melek teknologi, saling berkolaborasi dengan penyuluh dan insan tani lain. Saling menguntungkan. Pelatihan smart farming merupakan bagian dari berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang pertanian, sehingga penerapan teknologi harus dilakukan dalam berusahatani ke depan," kata Dedi Nursyamsi.

Dia menambahkan bahwa tantangan petani milenial,  Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, adalah harus mempu melakukan modernisasi pertanian menerapkan alat mesin pertanian dan internet of things [IoT]. 

"Indikator keberhasilan dari pelatihan adalah peserta harus mampu akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat atau KUR, dengan menerapkan smart farming," kata Dedi Nursyamsi.

Tak hanya itu, katanya, setelah pelatihan harus dapat segera membentuk kemitraan usaha agribisnis modern. "Peluang tidak datang dua kali, manfaatkan dana KUR, aplikasikan teknologi smart farming. Tidak lupa bangun jejaring dengan mitra maupun offtaker."

Di sela kegiatan, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti selaku Direktur Program YESS mengatakan selama sepekan [25 - 31 Juli 2022] mereka dilatih terkait pemanfaatan smart farming. 

"Upaya tersebut dalam upaya membangun ekosistem pemberdayaan milenial calon petani Indonesia melalui pembinaan dan pengembangan yang unggul dan adaptif terhadap teknologi agar SDM pertanian di Indonesia meningkat dan menciptakan petani milenial yang unggul," katanya.

Menurutnya, dua Young Ambassador dan 40 orang penerima manfaat Program YESS diberi pendalaman terkait materi kewirausahaan oleh Sidi Asmono dan Role of Smart Farming oleh Netti Tinaprilla. 

"Tak hanya itu, 42 peserta pelatihan dibekali peningkatan nilai tambah usaha agribisnis, potensi bisnis dan strategi pemasaran agribisnis, jejaring pemasaran dan kemitraan, pengelolaan resiko bisnis pertanian, penyusunan proposal usaha dan laporan keuangan serta pentingnya media promosi dan pemasaran," kata Santi.

Santi pun menjelaskan progres yang menjadi komitmen sesuai output Pelatihan Agribisnis Smart Farming batch 2 adalah pengajuan KUR peserta sebesar Rp1,5 juta serta penandatangan Contract Farming antara peserta dengan offtaker seperti Gusti Ayu Ngurah Megawati, komoditas pengolahan gula aren bersama P4S Cikembar Cilangkap [DPM/DPA Slamet Wuryadi], Robby Hadi Santoso, yang melakukan usaha komoditas peternakan puyuh dengan P4S Cikembar Cilangkap.

Di sektor hortikultura, dilakukan pula Contract Farming antara Ahmad Badrus Nurdiansyah, Boy Mardani, Hairul Effendi, Iskandar, Prastio Kuntoro yang melakukan usaha komoditas melon dengan UD Sumber Buah, Ujang Risman, Dede Ridwan Alawi dan Imam Alawi melakukan usaha komoditas bawang daun dengan CV Jembar Tani Makmur.

"Harapannya, setelah mengikuti pelatihan peserta dapat menerapkan teknologi smart faming sesuai materi dan teknologi yang disampaikan para narasumber dalam mengembangkan usahanya masing-masing dalam rangka memajukan pertanian, diseminasi ilmu dan teknologi kepada generasi muda sebagai generasi millennial pertanian," tutup Santi. [Yess]

Bogor, Jabar [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.