Manajemen Anti Suap, SMKPPN Kementan Gelar Workshop ISO 37001:2016
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Badung, Bali [B2B] - Kementerian Pertanian RI melalui Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri [SMK-PPN] Banjarbaru menggandeng menggandeng PT Garuda Sertifikasi Indonesia melakukan Workshop Awareness ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Suap di Hotel Inna Kuta, Badung - Bali pada Minggu pekan lalu [23/10].
Workshop tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen SMK-PPN Banjarbaru dalam pengelolaan manajeman yang baik [good governance] dalam hal penyelenggaraan pendidikan vokasi di bidang pertanian, mengacu pada peran unit pelaksana teknis [UPT] pendidikan dari Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP].
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo selalu menekankan pentingnya para dosen untuk terus meningkatkan kapasitas dan kemampuan diri.
Menurut Mentan, SDM pertanian yang andal berkualitas, profesional, dan berdaya saing menjadi faktor penting pembangunan pertanian di Indonesia.
“Keberhasilan pembangunan pertanian terletak pada kekuatan SDM pertanian yang berkualitas, andal, professional serta berdaya saing," katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menyatakan hal senada bahwa SDM pertanian mulai dari petani, penyuluh tak terkecuali dosen dan tenaga pendidik harus terus menambah ilmu, menambah pengalaman, meningkatkan kapasitas sehingga bisa menjadi manusia yang andal dan profesional.
“Dosen merupakan pendidik profesional yang memiliki tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat,” kata Dedi.
Kegiatan workshop yang diikuti oleh 24 peserta ini dibuka oleh Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso, yang diwakili oleh Kasubag Tata Usaha SMK-PPN Banjarbaru, Johan Pujianto.
Johan Pujianto mengingatkan dari kegiatan workshop diharapkan para peserta memperoleh pemahaman menyeluruh tentang penerapan ISO 37001:2016 dalam memajukan institusi terutama penerapan budaya anti suap.
ISO 37001:2016 adalah standar sistem manajemen yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization [IOS] pada 2016 dan dinamakan Anti Bribery Management System.
Standar ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh perwakilan Indonesia di IOS yaitu Badan Standardisasi Nasional [BSN] menjadi SNI ISO 37001:2016 dengan judul Sistem Manajemen Anti Penyuapan.
Standar ini menetapkan persyaratan yang diperlukan untuk perencanaan, pembentukan, penerapan, evaluasi, dan perbaikan berkesinambungan dari sistem manajemen anti penyuapan. Dalam SNI ISO 37001:2016 organisasi juga akan diberikan panduan penerapan dari sistem manajemen anti penyuapan.
Adapun materi narasumber antara lain pemahaman umum ISO 370001:2016, persyaratan, identifikasi isu-isu internal dan eksternal, keamanan informasi, kepemimpinan dan organisasi, identifikasi resiko, infrastruktur dan daya dukung, operasional, evaluasi, serta peningkatan berkelanjutan. [jatimiko/timekspossmkppnbjb]
Badung of Bali [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
