Jakarta (B2B) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) berhasil melakukan efisiensi dengan perolehan laba Rp1,6 triliun pada 2015 setelah merugi Rp430 miliar pada 2014, dan Bulog terus melakukan transformasi di segala bidang untuk meningkatkan pelayanan kepada publik.

Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan perolehan laba tersebut mencapai 298 persen dari target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015 yang telah direvisi, estimasi laba Rp1,6 triliun sebelum dipotong pajak, dan perkiraan laba bersih Rp1,1 triliun setelah dipotong pajak.

"Bulog tahun lalu berhasil meraih laba setelah melakukan efisiensi, khususnya percepatan pengumpulan dokumen untuk mempercepat cash flow perusahaan," kata Djarot kepada pers di Jakarta pada Kamis (21/1).

Dia menambahkan, kinerja positif Bulog tergolong sulit lantaran kewajiban perusahaan sebagai badan usaha milik negara (BUMN) untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, dengan realisasi pengadaan beras 2015 mencapai 3,2 juta ton setara beras atau sekitar 73% dari target revisi RKAP.

"Bulog mampu meraih laba cukup tinggi bukan karena mengejar keuntungan besar dari penjualan beras, tapi lebih karena efisiensi dan melakukan percepatan dalam pembukuan," kata Djarot.

Menurutnya realisasi penyaluran beras, Bulog berhasil melampaui RKAP awal namun belum mencapai target revisinya, 3,19 juta ton atau 86%, sementara pencapaian penjualan kegiatan komersial pada 2015 mencapai 50% atau Rp6,5 triliun dari target revisi RKAP.

Djarot menambahkan, Bulog saat ini tengah melakukan proses transformasi di segala bidang: organisasi, operasional, sumber daya manusia, keuangan dan pengawasan sebagai bentuk upaya peningkatan kinerja.

"Hampir di seluruh bidang kami lakukan perubahan, saya berharap Bulog bisa memberikan layanan terbaik dalam menjaga kualitas dan kuantitas dalam program utama beras sejahtera,” katanya lagi.