Siti Munifah: `Cau Chocolate` Buktikan Petani Tidak Gagap Kembangkan Korporasi
Cau Chocolate, Proof of Success Balinese Farmers Developing the Corporation
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Tabanan, Bali [B2B] - Semangat ´tumbuh bersama petani´ mendasari berdirinya Cau Chocolate di Desa Cau, Kecamatan Marga di bawah kendali PT Cau Coklat Internasional, mengembangkan potensi kakao Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali menggandeng 300 petani kakao dari 15 kelompok tani [Poktan] penghasil biji kakao organik terfermentasi, dan 600 petani dari Koperasi Tani KSS di Kabupaten Jembrana.
Kerja keras dan komitmen kerjasama mendorong Cau Chocolate mampu mengolah biji kakao minimal 400 kg per hari menghasilkan aneka varian cocoa bean roasted, varian dark chocolate, dan minuman coklat sekaligus menjadi destinasi wisata karena dekat Desa Jatiluwih, warisan budaya dunia yang dilindungi badan PBB, Unesco.
Siapa nyana, Surya Prasetya Wiguna, pemilik sekaligus pengelola Cau Chocolate adalah penyuluh pertanian di Tabanan yang menggagas ´korporasi petani´ pada 2014 setelah menyadari bahwa Tabanan tergolong penghasil kakao di Bali, namun hama penyakit dan kurangnya kesadaran petani mengakibatkan banyak tanaman kakao setempat merana tidak terpelihara.
Semangat dasar penyuluh untuk mendukung ´proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha mengembangkan better farming, better business dan better living´ diapresiasi oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] Siti Munifah sebagai bukti bahwa sinergi penyuluh dan petani mampu mengembangkan korporasi petani sekaliber Cau Chocolate yang kondang hingga ke mancanegara.
"Jangan gagap dengan korporasi petani, inilah buktinya kolaborasi petani dan penyuluh yang sukses mengembangkan korporasi petani, yang mengolah produk hasil on farm kakao menjadi produk siap konsumsi," kata Siti Munifah saat berkunjung ke Cau Chocolate dan diterima oleh Surya Prasetya Wiguna, pemilik Cau Chocolate, Rabu [1/5].
Dia mengharapkan, kunjungannya ke Cau Chocolate dapat menjadi pemicu semangat bagi penyuluh dan petani, untuk mengembangkan potensi pertanian di wilayah masing-masing melalui korporasi petani.
Siti Munifah dijadwalkan berada di Bali selama tiga hari, hingga Jumat [3/5], untuk mengikuti ´pertemuan sinkronisasi dan koordinasi Dana Dekonsentrasi´ dan ´rapat sinkronisasi dan koordinasi peningkatan kapasitas pengelola SMIPP´ yang berlangsung paralel di Denpasar, Bali yang diikuti oleh 225 peserta dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP]. Kedua rapat sinkronisasi dibuka oleh Sekretaris BPPSDMP Kementan, Prihasto Setyanto mewakili Kepala BPPSDMP Momon Rusmono dan dihadiri oleh Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan, I Wayan Ediana. [Amal]