Webinar MAF, Kementan Dorong Petani Milenial Bertani Organik dan Akses KUR

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Webinar MAF, Kementan Dorong Petani Milenial Bertani Organik dan Akses KUR
SMKPPN SEMBAWA: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kiri atas] membuka Webinar MAF didampingi Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni [tengah atas] bertindak selaku host dengan menghadirkan narasumber dari akademisi, petani milenial dan perbankan.

Banyuasin, Sumsel [B2B] - Seiring meningkatnya kesadaraan masyarakat terhadap hidup sehat, mendorong konsumen semakin arif memilih bahan pangan yang bermutu bagi kesehatan dan ramah lingkungan, hal itu mendorong peningkatan permintaan  produk pertanian organik.

Saat ini, Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian terus menggalakkan pengembangan pertanian organik melalui Petani Milenial Akses Kredit Usaha Rakyat [KUR] disingkat TaniAKUR.

Pertanian organik modern didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan penggunaan pupuk organik menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan,” katanya.

Dalam upaya mendorong pengembangan pertanian organik, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millennial Agriculture Forum [MAF] Volume 4 Edisi 16 bertajuk ´Melalui Pertanian Organik dan Pembiayaan KUR, Kita Sukseskan Pertanian Sehat dan Ramah Lingkungan´ yang berlangsung secara daring pada Sabtu [29/04].

Hadir membuka webinar, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi yang mengingatkan manfaat pangan organik, untuk memenuhi kebutuhan pangan mahluk hidup serta menjadi sumber penghidupan bagi petani.

"Berbicara pertanian maka berbicara tentang tiga kebutuhan makhluk hidup yakni oksigen, kebutuhan makhluk hidup dalam air, nutrisi [nutrisi untuk manusia disebut pangan, nutrisi untuk hewan disebut pakan, nutrisi untuk tumbuhan disebut pupuk],” katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, nutrisi untuk tanaman yakni pupuk untuk menggenjot produktivitas pertanian. Penggunaan pupuk dan pestisida kini sudah mencapai batas maksimum bahkan berlebih, yang akan mencemari tanah serta akan mencemari diri kita sendiri.

“Pemupukan berlebih tidak hanya meningkatkan risiko tanaman terserang hama penyakit, juga dapat memicu pencemaran lingkungan. Pertanian saat ini menghadapi masalah penurunan produksi dan produktivitas karena penurunan kesuburan tanah," katanya lagi.

Solusinya, kata Dedi Nursyamsi, gunakan pupuk organik dan tekan penggunaan pupuk dan pestisida kimia, dengan menggalakkan pupuk hayati. Kementan terus berupaya mendorong petani meningkatkan produktivitas.

“Gerakan Tani Pro Organik atau Genta Organik ditujukan memanfaatkan sepenuhnya pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida nabati,"katanya lagi.

Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Yudi Astoni pada webinar MAF tersebut mengajak semua pihak untuk menyukseskan program Genta Organik.

“Kegiatan MAF diharapkan dapat menjadi ajang berbagi ilmu dan pengalaman, terutama dari para narasumber, untuk memberikan motivasi pada para peserta webinar agar tergerak terus menggaungkan dan menggalakkan Program Genta Organik," katanya.

Yudi Astoni melaporkan, webinar MAF kali ini dihadiri lebih 700 partisipan, didukung tiga narasumber yakni dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya [Unsri] Adipati Napoleon; owner RAB Organik Farm Belitung, Candra dan Analis Kredit Bank Sumsel, Intan Ayu Kartika.

Adipati Napoleon mengulas pertanian organik dan kesuburan tanah, seraya menekankan tentang empat komponen utama yakni bahan mineral 45%, udara 25%, air 25% dan bahan organik 5%,

"Kesuburan tanah dan komposisi tanah yang ideal, menentukan tinggi rendahnya kadar mineral tanah. Kapasitas tanah untuk menyediakan unsur hara tanaman, menentukan mudah tidaknya mineral/unsur hara diserap oleh tanaman," katanya.

Sementara Candra berbagi pengalaman sebagai petani milenial yang menerapkan pertanian organik yang mengandalkan bahan-bahan alami, dengan sifat dasar yang harus dimiliki yakni sabar, tidak mudah putus asa serta menjiwai tanaman yang sedang kita tanam.

"Petani organik adalah petani bijaksana, maksudnya berupaya menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Tidak meracuni sesama mahluk hidup dan tidak merusak lingkungan," katanya.

Intan Ayu Kartika mengurai tentang KUR bagi individu maupun dalam kelompok usaha atau badan usaha yang melakukan usaha produktif menjadi debitur KUR dengan suku bunga rendah mulai 3% efektif per tahun.

Tahapan mendapatkan KUR yakni UMKM mengajukan surat permohonan dengan melampirkan dokumen sesuai persyaratan. Petugas bank kemudian melakukan survei, untuk evaluasi kelayakan usaha. Apabila dinilai layak, bank dan UMKM tanda tangan perjanjian kredit, serta UMKM wajib bayar angsuran sampai lunas.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti hadir secara daring memberikan closing statement bahwa tujuan Genta Organik, untuk menyuburkan tanah di Indonesia.

"Tujuannya, meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian di saat harga pupuk mahal serta menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk menekan biaya produksi pertanian, dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mahal," katanya.

Kapusdik Idha WA, akrab disapa Santi menambahkan untuk menjalankan usaha pertanian organik tidaklah mudah, ada beberapa tantangan yang harus dituntaskan agar nantinya usaha tersebut berkembang.

“Tantangan generasi milenial untuk usaha pertanian adalah modal, lahan, dan pemasaran. Kalau ketiga hal tersebut bisa dipecahkan, usaha pertanian pun akan berkembang," kata Santi. [titin/timhumassmkppnsembawa]

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.