Kurikulum Merdeka, Siswa SMKPPN Kementan Sukses Proyek IPAS
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Banyuasin, Sumsel [B2B] - Dalam pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan didorong untuk dapat mengajak siswanya dalam Projek Ilmu Pengetahuan Alam Sosial [IPAS]. Kegiatan dalam proses pembelajaran, digabung tiga mata pelajaran yakni pelajaran biologi, fisika dan kimia menjadi projek IPAS.
Siswa SMKPP Negeri Sembawa tingkat X program studi Agribisnis Tanaman Perkebunan 2 [ATP 2] dalam projek IPAS ini berkreasi dalam pembuatan pupuk kompos dari limbah serai wangi.
Berlokasi di Ruang Praktik Siswa [RPS] Serai Wangi, siswa-siswi praktik pembuatan pupuk kompos dari limbah serai wangi tersebut, sebagai upaya pemanfaatan limbah hasil produksi pertanian tersebut.
Upaya siswa SMKPPN Sembawa tersebut menjawab tantangan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, yang meminta agar semua pihak berperan membangun integrated farming yang mengintegrasikan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan secara terpadu.
Mentan Syahrul mengingatkan bahwa Kementerian Pertanian RI tidak bisa sendirian mempertahankan ketahanan pangan nasional di tengah pemanasan global.
Sejalan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi tiada henti mengajak insan pertanian terus berinovasi di antaranya pembuatan pupuk organik dalam integrated farming.
Kepala SMKPPN Sembawa Yudi Astoni mengatakan, Projek IPAS tersebut mengacu pada kelangkaan dan mahalnya harga pupuk kimia. Pupuk kompos dari limbah serai wangi menjadi alternatif pembuatan pupuk organik dari bahan baku yang melimpah di lingkungan sekolah.
"SMKPPN Sembawa memiliki empat program studi, dan ada tiga program studi yang terintegrasi untuk melakukan pemanfaatan limbah hasil penyulingan serai wangi," kata Yudi Astoni didampingi guru Biologi, Anita Andri Yanti.
Program studi dimaksud adalah Agribisnis Tanaman Perkebunan [ATP] melakukan budidaya serai wangi, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian [APHP] melakukan pengolahan serai wangi menjadi minyak serai dan turunannya, sehingga menghasilkan limbah dan Agribisnis Ternak Unggas [ATU] menghasilkan feses ternak ruminansia.
Hany, siswa X ATP 2 yang terlibat projek IPAS mengatakan, pupuk kompos termasuk jenis pupuk organik, dimana pupuk organik sangat bagus bagi tanaman untuk tumbuh, karena mengandung unsur mikro yang lebih lengkap.
"Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik," katanya.
Hany pun menguraikan alat dan bahan yang dibutuhkan tergolong sederhana dan mudah didapat yakni bak atau drum penampung air, gayung, gembor, terpal, tali rafia, alat pengukur pH dan suhu, limbah serai wangi, kotoran ternak, dekomposer [EM4], kapur pertanian, molases, dedak dan air tanpa kaporit.
"Langkah pertama, mencacah limbah serai wangi lalu dihamparkan berbentuk persegi dengan ketebalan 20cm. Taburkan kotoran ternak secara merata dilanjutkan menaburkan kapur pertanian dan dedak," kata Hany.
Selanjutnya siramkan larutan EM4, katanya, lakukan hal yang sama hingga ketinggian satu meter atau sampai bahannya habis. Langkah akhir, menutup tumpukan kompos tersebut dengan terpal dan diikat kencang agar lebih kokoh ketika terkena tiupan angin.
"Proses pembuatan pupuk kompos ini paling cepat memerlukan waktu satu bulan," kata Hany.
Dia menambahkan, setelah praktek tersebut maka siswa pun mengetahui bagaimana memanfaatkan sisa limbah agar tidak terbuang sia-sia serta menambah ilmu dan wawasan tentang cara pembuatan pupuk kompos, yang ternyata tergolong mudah.
Hany juga mendesiminasikan projek kelasnya pada Vlog di channel Youtube sekolah via link https://youtu.be/Q-oxYxQpT9M. [titin/timhumassmkppnsembawa]
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
