Petani Milenial Tangerang Konsisten Jaga Kualitas di Bisnis Pangan

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Petani Milenial Tangerang Konsisten Jaga Kualitas di Bisnis Pangan
DPM TANGERANG: Petani milenial asal Tangerang, Suherman [kanan] terus didorong oleh Kapusdik BPPSDMP Idha Widi Arsanti [tengah] terus mengembangkan potensi pertanian serta resonansi milenial di sekitarnya [Foto: YESS]

Tangerang, Banten [B2B] - Petani milenial dituntut kreatif, pantang menyerah, komunikatif dan terus belajar untuk menjawab tantangan bisnis pangan di era digital, menjadi kunci sukses Suherman, mengembangkan bisnis hortikultura pada lahan 100 hektar bersama 50 mitra petani di Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Kiprah Suherman yang didaulat Kementerian Pertanian RI sebagai Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan [DPM/DPA] sesuai target dan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementan berkomitmen pada regenerasi petani, utamanya pengembangan petani milenial melalui DPM/DPA.

"Pengembangan sektor pertanian memerlukan strategi komprehensif dari hulu hingga hilir, Kementan berupaya meningkatkan kemampuan SDM pertanian, sehingga meningkatkan nilai produk pertanian," katanya.

Menurut Mentan Syahrul, pemanfaatan benih bermutu didukung pengemasan yang baik adalah syarat produk pertanian berdaya saing dan memiliki nilai tambah. Pasalnya, tantangan daya saing tergolong kompleks dan tidak bisa dikerjakan secara parsial, sehingga harus diselesaikan bersama dari awal sampai akhir dan berkelanjutan.

"Tantangan utamanya adalah inkonsistensi mutu produk dan suplai, harga produk mahal imbas dari biaya logistik dan produksi, hasil panen belum sesuai tuntutanpasar, minimnya akses pemasaran dan pemanfaatan teknologi serta kualitas SDM pertanian," kata Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementan terus berupaya meningkatkan daya saing, utamanya dengan meningkatkan kualias SDM pertanian. 

“Peningkatan kualitas melalui pendidikan, pelatihan, vokasi, magang di luar negeri, program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian [PWMP], program YESS, Kostratani serta DPM/DPA," katanya. 

Dedi Nursyamsi menambahkan Indonesia membutuhkan petani milenial yang menjadi tonggak pembangunan pertanian. DPM/DPA adalah SDM pilihan, kehadirannya harus dapat meresonansi generasi muda lainnya. Pertanian adalah sektor yang menjanjikan. 

"Petani itu keren. Kalian akan sukses bila menerapkan kunci keberhasilan pertanian yakni meningkatkan daya saing dengan menggenjot produktivitas. Gunakan varietas unggul, lakukan pemupukan berimbang sesuai kebutuhan tanaman. Jangan ragu memanfaatkan alat mekanisasi pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

Suherman selaku salah satu DPM Kementan, yang berhasil menjawab tantangan daya saing di sektor pertanian. Optimistis menjadi kiat suksesnya, karena bergulat dengan pertanian sejak kecil sehingga faham tentang pola tanam, perawatan, panen bahkan peluang pasar. "Kalau saya bisa, saya yakin yang lain juga bisa."

Saat ini Suherman memiliki sekitar 100 hektar lahan yang ditanami aneka tanaman hortikultura yang sedang diusahakan saat ini seperti sawi, kangkung, cabai, bawang merah, jagung, pare dengan pola rotasi dan diversifikasi tanaman.

"Fokus, inovatif dan pandai mencari peluang adalah kunci untuk sukses. Petani harus kreatif dan cepat mengambil keputusan, jika tanam A tidak untung maka ditambah dengan tanam B. Tidak boleh langsung menyerah kalau rugi. Awalnya, saya menjual sayur sendiri ke pasar dengan kendaraan roda tiga. Dagangan saya habis, tapi tidak tahu diambil siapa," katanya.

Meskipun awalnya merugi, dia terus belajar termasuk bergaul dengan banyak orang yang memahami seluk-beluk pemasaran dan penjualan seraya terus membuka peluang pasar.

"Saat ini karyawan saya ke pasar dengan kendaraan pick-up, pedagang sudah mengenal itu produk saya, mereka yang datang mencari, saya pun untung,” kata Suherman kepada Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti yang mengunjungi lahan pertaniannya di kawasan Sepatan Timur, Tangerang.

Kapusdik Idha WA menuturkan kiat sukses Suherman adalah tidak cepat puas, dan terus berusaha  mengembangkan usahanya, didukung dinas pertanian dan akses Kredit Usaha Rakyat [KUR], Suherman pun berencana untuk pengadaan screenhouse mendukung penerapan smart farming. 

"Tak hanya itu, sebagai bentuk pemberdayaan dan bentuk nyata resonansi, Herman pun memberdayakan lebih dari 50 petani lokal, sehingga peran selaku wirausahawan sukses telah membuktikan bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan," kata Kapusdik Idha WA.

Dia berharap, sosok Suherman sebagai DPM/DPA diharapkan mampu menjadi pemicu semangat generasi muda lainnya untuk sukses menggeluti sektor pertanian dan membawa dampak positif di lingkungannya.

Tangerang of Banten [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.