Regenerasi Petani, Kementan & Pemprov Kalsel Bahas Strategi Keberlanjutan

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Regenerasi Petani, Kementan & Pemprov Kalsel Bahas Strategi Keberlanjutan
SMKPPN BANJARBARU: Project Manager Program YESS, Angga Tri Aditya Permana [kemeja hitam] mengatakan, forum koordinasi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program, pasca berakhirnya masa implementasi Program YESS sejak 2019 tidak berhenti di tengah jalan.

Banjarbaru, Kalsel (B2B) - Regenerasi petani dan penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian RI (Kementan) di antaranya melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) kolaborasi dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD). 

Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar dari usia produktif.

Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti bahwa Program YESS menjadi salah satu barometer menciptakan petani milenial, yang bisa memberdayakan sumber daya alam dengan kekuatan SDM di dunia bisnis bagi pemuda tani di pedesaan.

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni mengatakan, SMK-PP Negeri Banjarbaru ditunjuk sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) untuk wilayah Kalsel.

Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan kegiatan kerja sama provinsi terkait keberlanjutan Program YESS pada Selasa (30/9). Rakor menghadirkan sejumlah instansi lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel) di antaranya Bappeda, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Project Manager Program YESS, Angga Tri Aditya Permana dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas keterlibatan lintas sektor yang hadir.

Menurut Angga, forum koordinasi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program pasca berakhirnya masa implementasi.

“Kehadiran bapak dan ibu dari berbagai instansi merupakan bukti nyata komitmen bersama. Forum ini harus kita manfaatkan untuk menyatukan pandangan dan menyusun langkah konkret agar capaian yang sudah diraih Program YESS sejak 2019 tidak berhenti di tengah jalan,” ujarnya.

Program YESS

Dalam sesi diskusi, sejumlah perwakilan instansi memberikan masukan terkait konsolidasi data petani milenial. 

Kabid Ekonomi Bappeda Provinsi Kalsel, Theodorik, menekankan pentingnya database terintegrasi untuk mendukung perencanaan pembangunan yang lebih inklusif. 

“Data ini bisa menjadi dasar penyusunan program daerah. Namun perlu ada tim khusus yang mengelola serta koordinasi erat dengan Dinas Kominfo agar sinkron dengan sistem data yang sudah ada,” jelasnya.

Sementara itu, Noviannur dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menegaskan pentingnya sinkronisasi database YESS dengan Simluhran agar alumni Program YESS dapat terus terpantau dan mendapat pembinaan. 

“Program YESS selama ini berfokus pada individu, namun ke depan harus dikembangkan dalam bentuk kelembagaan seperti kelompok tani dan gapoktan,” katanya.

Senada hal itu, Lidya dari Dinas Perkebunan dan Peternakan menambahkan bahwa keberlanjutan program membutuhkan data sebaran petani milenial yang lebih terstruktur, terutama untuk mendukung pengelolaan komoditas strategis seperti sawit, kopi, dan kelapa.

Angga Tri Aditya menambahkan, selain soal database, rapat juga membahas skema pendampingan usaha pasca ProgramYESS. 

"Empat pilar utama keberlanjutan yakni mentoring, penguatan klaster, pembentukan koperasi petani milenial dan integrasi dengan program daerah," katanya.

Rapat yang berlangsung secara luring di ruang pertemuan SMK-PP Negeri Banjarbaru, menghasilkan komitmen bersama seluruh instansi untuk memperkuat sinergi lintas sektor, mengoptimalkan pemanfaatan data, dan menjaga kesinambungan program. 

Dengan demikian, petani milenial Kalsel diharapkan tetap mendapat dukungan pembinaan, akses modal, dan jejaring pasar meski Program YESS secara resmi berakhir pada Desember 2025. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]

 

 

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.