Pacu Produktivitas, Siswa SMKPPN Kementan `Sulap` Limbah Rumput jadi Silase

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Pacu Produktivitas, Siswa SMKPPN Kementan `Sulap` Limbah Rumput jadi Silase
SMKPPN SEMBAWA: Kepala SMKPP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan pembuatan silase sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah cuaca ekstrim sehingga produksi pagan ternak tetap terjaga.

Banyuasin, Sumsel [B2B] - Siswa SMKPP Negeri Sembawa dari Program Studi [Prodi] Agribisnis Ternak Unggas [ATU] memanfaatkan limbah sisa hijauan untuk  dimanfaatkan bagi pakan ternak khususnya ruminansia. 

Silase merupakan salah satu teknologi pengawetan Hijauan Pakan Ternak [HPT] dengan cara fermentasi, yang menjadi salah satu siasat pemenuhan pakan ternak ruminansia pada saat hijauan susah didapat. 

Sisa hijauan yang dianggap limbah dapat dijadikan pakan dengan cara difermentasi. Fermentasi tersebut dapat menurunkan kadar serat kasar yang terkandung dalam hijauan. 

Sebagai Unit Pelaksana Teknis [UPT] Pendidikan dari Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] pembuatan silase menjawab tantangan dari Mentan Syahrul untuk menjaga produksi pangan di tengah tantangan cuaca ekstrim.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan upaya menjaga produksi pangan nasional pada tahun ini akan dihadapkan dengan berbagai macam tantangan.

Mentan Syahrul mengingatkan bahwa 2023 akan lebih berat ketimbang tiga tahun terakhir, hal itu lantaran dampak perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan Perang Rusia dan Ukrania yang masih terus belanjut.

“Tantangan perubahan iklim secara ekstrem dinilai menjadi ancaman paling berat mempertahankan produksi pangan nasional. Kita tidak dapat melawan alam, namun kita harus dapat beradaptasi," katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan untuk menjaga pangan di tengah pandemi, maka kita harus beradaptasi dan mitigasi iklim.

"Caranya? Dengan menghadirkan kesatuan emosional dan kebersamaan dengan stakeholders dalam mengantisipasi perubahan iklim dan cuaca ekstrim," katanya.

Kepala SMKPP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan pembuatan silase sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah cuaca ekstrim sehingga produksi pagan ternak tetap terjaga.

"Siswa SMKPPN Sembawa memanfaatkan limbah pertanian yang dapat digunakan di antaranya tebong batang jagung, pelepah kelapa sawit, jerami padi, potongan rumput lapangan, dedauan kering dan janggel jagung," katanya.

Dengan adanya pakan awetan atau silase, kata Yudi Astoni, kebutuhan hijauan segar menjadi berkurang dan membiasakan ternak mengkonsumsi pakan silase. 

"Tujuannya, agar ternak ruminansia terbiasa makan pakan silase, dilakukan dengan cara mencampur silase dengan hijauan. Setelah terbiasa dan mau makan silase, ternak ruminansia bisa sepenuhnya diberi silase," katanya lagi.

Guru Prodi ATU, Ujang Muhammad bersama siswa dalam materi pengawetan HPT membuat silase dengan bahan tambahan seperti dedak, efektif mikroorganisme untuk peternakan, molases/gula merah, dan sedikit air. 

"Dengan silo atau tempat pakan yang digunakan yaitu drum plastik kapasitas 50 kg dan bak terbuka dinding dan alasnya terbuat dari semen," katanya lagi. [titin/timhumassmkppnsembawa]

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.