Kementan Siapkan Pemimpin yang Adaptif Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Indonesian Govt Prepares Adaptive Leaders for Sustainable Agricultural Development
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Bogor, Jabar [B2B] - Ketahanan Pangan identik Ketahanan Negara. Semangat tersebut mendasari upaya Kementerian Pertanian RI menyiapkan calon pemimpin, yang mampu mengembangkan kompetensi kepemimpinan strategis dalam transformasi pembangunan pertanian, dari tradisional menjadi modern, yang adaptif dan berkelanjutan.
Hal itu senantiasa dikemukakan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa sektor pertanian dituntut dapat meningkatkan ketahanan pangan dan daya saing dengan membangun pertanian yang maju, mandiri dan modern.
"Tentu saja Kementan tidak dapat bekerja sendiri, tetap membutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak untuk turut serta mengawal dan mendampingi pelaksanaan program pembangunan pertanian," kata Mentan Amran pada jajarannya di Kementan maupun saat jumpa petani dan penyuluh pada kunjungan kerja di daerah.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi untuk mewujudkan Indonesia sebagai ´negara berdaulat, maju dan berkelanjutan´ adalah visi Indonesia Emas 2045.
Untuk mewujudkannya, kontribusi sektor pertanian terutama dalam menjaga kestabilan sosial, ekonomi dan kestabilan politik sangatlah penting. Terlebih menghadapi tantangan global saat ini, potensi sektor pertanian di Indonesia harus dioptimalkan dengan beberapa titik fokus berupa program untuk petani dan peningkatan produksi pertanian," katanya.
Komitmen Kementan bagi ketahanan pangan dengan menggelar sejumlah program, didukung pula upaya meningkatkan kompetensi kepemimpinan strategis pada Jabatan Pimpinan Tinggi [JPT] Pratama atau setingkat Eselon II yang akan berperan dan melaksanakan tugas serta fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian [Puslatan] BPPSDMP Kementan, Mohammad Amin pada laporan pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional [PKN] Tingkat II Angkatan X tahun 2024 menegaskan PKN digelar dalam upaya membangun networking dari anak bangsa dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045.
"Khusus PKN II Angkatan X 2024 diikuti 54 peserta. Komposisi peserta berbanding sama, fifty fifty, yakni 50 persen peserta lingkup Kementan dan 50% lingkup non Kementan. Sebelumnya, 60 persen lingkup Kementan dan 40 persen non Kementan," katanya.
Kegiatan PKN II Angkatan X tahun 2024 dibuka oleh Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi pada Lembaga Administrasi Negara RI [LAN] Basseng dimulai pada 14 Mei hingga 13 September 2024. Total jumlah jam pelajaran sebanyak 923 jam atau setara 107 hari pelatihan, yang terbagi menjadi 125 jam on campus dan 798 jam off campus di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian [BBPMKP] di Ciawi, Bogor.
Kegiatan pembukaan dihadiri Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementan [OKE] Kementan, Nurwahida dan Kepala BBPMKP, Yusral Tahir dan sejumlah pejabat terkait dari Kementan maupun kementerian dan lembaga [K/L].
Pelatihan bertema ´Transformasi Tata Kelola Pembangunan Pertanian untuk Peningkatan Produksi Pangan´ diikuti 54 peserta terdiri atas 27 orang dari Kementan; Kemenko Perekonomian [2]; dua dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK]; dua dari Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]; satu dari Badan Pangan Nasional [Bapanas]; Polri [5]; lima dari Komisi Pemberantasan Korupsi [KPK]; masing-masing satu orang dari Pemkot Kendari, Pemkab Banggai Kepulauan, Pemkab Anambas dan Pemkab Tanggamus serta dua orang dari Pemkab Teluk Wondama.
Kapuslat Mohammad Amin menambahkan peserta PKN II disusun menjadi empat agenda pembelajaran yakni agenda mengelola diri, kepemimpinan strategis, manajemen strategis dan aktualisasi kepemimpinan strategis.
Bogor of West Java [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.