Kementan Transformasi Kurikulum Pendidikan Vokasi Songsong Merdeka Belajar

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Transformasi Kurikulum Pendidikan Vokasi Songsong Merdeka Belajar
SELURUH INDONESIA: Workshop Pengembangan Kurikulum dan Koordinasi Pengembangan Karakter Mahasiswa Politeknik Kementan [Foto: YESS]

Surabaya, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus berupaya memaksimalkan peran pendidikan vokasi pertanian, untuk menghasilkan SDM milenial yang andal, utamanya melalui transformasi kurikulum untuk mendukung Merdeka Belajar.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini dengan pendidikan vokasi pertanian akan menghadirkan petani milenial yang berkualitas.

"Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu mengembangkan inovasi bagi sektor pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan.

"Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul [job seeker] serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin [job creator]," katanya.

Pendidikan, katanya, merupakan landasan pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan wawasan yang akan membentuk kompetensi pada sumber daya manusia [SDM] tak terkecuali SDM pertanian yang merupakan faktor kunci peningkatan produktivitas pertanian.

Menyepakati kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, BPPSDMP Kementan melalui Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] menempuh langkah exit strategy penyelenggaraan pendidikan vokasi pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] melalui Focus Group Discussion [FGD] Pengembangan Kurikulum.

Kegiatan ini merupakan rangkaian Workshop Pengembangan Kurikulum dan Koordinasi Pengembangan Karakter Mahasiswa Politeknik Kementan pada 4 - 6 November di Surabaya Suites Hotel.

Dibahas pula penyelenggaraan program percepatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau [RPL] pada FGD yang dihadiri oleh wakil direktur I bidang akademik dari Polbangtan dan PEPI seluruh Indonesia sebagai brainstorming untuk mendapatkan dan menyepakati mekanisme penyusunan kurikulum yang mengacu pada program Kementan sesuai Rumpun Ilmu Hayati Lingkup Pertanian [RIHP].

"Saat ini kita berupaya transformasi kurikulum penyelenggaraan pendidikan sehingga bisa mendukung perwujudan penumbuhan 2,5 juta petani milenial, Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan program-program utama Kementan," kata Koordinator Penyelenggara Pendidikan Pusdiktan, Inneke Kusumawati.

Dia mengharapkan dengan transformasi kurikulum diharapkan menghasilkan wirausaha pertanian dan pekerja profesional. Hal itu dicapai melalui sinergi akademisi, bisnis, pemerintah, media DPM/DPA pada proses pembelajaran [TEFA, magang, program  Kementan] sehingga dapat menciptakan SDM pertanian unggul yang berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian Indonesia.

Wakil Direktur I Polbangtan Malang, Novita Dewi K, mengungkapkan perlunya pembahasan untuk membuat program studi yang spesifik dalam menghadapi isu-isu strategis terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Surabaya of East Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.