Tingkatkan Jiwa Agripreneur, Siswa SMKPP Kementan Jalankan UMKM Sektor Pertanian
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Banyuasin, Sumsel [B2B] - Generasi milenial merupakan penentu keberhasilan pembangunan pertanian yang akan makin maju, mandiri dan modern.
Untuk itu, Kementerian Pertanian [Kementan] tidak henti-hentinya melakukan berbagai upaya dalam hal meningkatkan supaya generasi muda mencetak petani milenial. Salah satu program yang kementan berikan dalam mencetak regenerasi adalah dengan melakukan penumbuhan wirausaha muda pertanian [PWMP].
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi mengharapkan penekanan pengolahan pangan ini dilakukan untuk peningkatan nilai tambah melalui kreatifitas usaha mikro kecil menengah [UMKM] dan kelompok tani.
"Paradigma pertanian dulu yakni tanam-petik-jual, sekarang setelah dipetik harus diolah dahulu [pasca panen atau pengolahan panen] harus diproses terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai jual" kata Dedi
Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan salah satu produk olahan hasil produk SMKPP Negeri Sembawa adalah olahan pangan lokal seperti pisang yang cukup digemari di kalangan masyarakat dan produk ini diproduksi oleh siswa dalam program PWMP.
“Harapannya melalui program ini mereka dapat berkembang menjadi pengusaha muda bidang pertanian yang tangguh” jelas Yudi.
Satu kelompok siswa yang mengikuti PWMP, dengan anggota antara lain, Wahyuni Naila Ade, Maria Yuni Kriswindawati, dan Royntan Sihombing menjelaskan bahwa tidak terlalu sulit untuk melakukan pengolahan keripik pisang. Mereka bertiga adalah siswa pada program studi Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian [APHP] tingkat XII.
Yuni menjelaskan awal mula nya siswa dapat membuat keripik pisang ini, karna mengikuti fieldtrip yang dilakukan pada bulan Juli 2022 di Lampung, berkat siswa mengikuti fieldtrip ini siswa mendapatkan bekal untuk bisa memulai UMKM.
"Kami berkreasi di Laboratorium APHP dalam mengolahan produk turunan pisang yakni keripik pisang yang dapat menjadi teman saat masyarakat banyak menghabiskan waktu dirumah saja." kata Yuni
"Pisang yang digunakan sebagai bahan baku keripik adalah pisang kepok atau dalam bahasa latinnya Musa paradisiacal formatypica yang merupakan produk yang cukup perspektif dalam pengembangan sumber pangan lokal selain itu juga salah satu olahan pisang yang paling tahan lama dan paling enak adalah keripik pisang." jelas Yuni
"Masyarakat kita lebih terbiasa untuk mengolah pisang menjadi pisang goreng atau memakannya langsung tanpa mengolah," jelasnya.
Rasanya yang nikmat dengan tekstur renyah memang membuat kita nggak berhenti mengunyah. Keripik pisang tidak hanya lezat, tetapi memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Seperti buah pisang, keripik pisang kaya akan serat, zat besi, kalium, dan magnesium.
Serat tidak hanya dapat membantu merasa kenyang lebih lama, tetapi juga mengurangi masalah pencernaan. Selain itu, vitamin B6 juga terkandung di dalam keripik pisang. Vitamin B6 berperan untuk menambah energi dan menguatkan fungsi otak.
"Ada beberapa varian rasa manis yang disajikan contohnya rasa coklat dan Greentea. Ada juga yang rasa buah seperti rasa melon. Bagi anda yang ang ingin menikmati rasa manis pisang yang alami, bisa mencoba rasa original." tandas Yuni. [titin/timhumassmkppnsembawa]
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
