KostraTani Dorong KEP, Petani di Puncak `Piramida Terbalik` Pertanian Hulu ke Hilir

Indonesian Farmers Determine the Success of Farmer`s Economic Institution

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


KostraTani Dorong KEP, Petani di Puncak `Piramida Terbalik` Pertanian Hulu ke Hilir
BIMTEK KEP WONOGIRI: Kadistan Pangan Pemkab Wonogiri, Safuan membuka Bimtek KEP yang menghadirkan Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP Kementan, I Wayan Ediana [tengah] sebagai narasumber [Foto2: Humas Pusluhtan/Aemudin]

Wonogiri, Jateng [B2B] - Pengembangan Kelompok Ekonomi Petani [KEP] menjadi target dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani] untuk mendorong petani menguasai sektor pertanian dari hulu ke hilir. Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] menganalogikan pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern mengikuti pola 'Piramida Terbalik' dengan posisi di puncak piramida adalah petani sebagai pelaku utama didukung partisipasi aktif dari penyuluh pertanian.

"Posisi tengah menggambarkan peran badan usaha milik negara atau BUMN dan swasta, pemerintah di posisi terbawah yang menggambarkan kontribusi dan porsinya paling sedikit, sebagai implementasi dari penguatan KostraTani mendukung KEP, sebagai gerakan bersama membangun pertanian di tingkat kecamatan sebagai locust pertanian, untuk membangun pertanian maju, mandiri dan modern," kata Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP Kementan, I Wayan Ediana di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah hari ini [11/2].

Sesuai instruksi dan arahan Mentan SYL, maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] menggelorakan kembali semangat penyuluhan untuk penguatan KEP sebagai gerakan bersama membangun pertanian di tingkat kecamatan.

"Harus difahami bahwa pembangunan pertanian bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah, tetapi tanggung jawab petani dan masyarakat termasuk BUMN dan swasta, karena itu disebut sebagai gerakan," kata I Wayan Ediana yang hadir sebagai narasumber pada Bimbingan Teknis [Bimtek] yang digelar Pemkab Wonogiri.

Menurutnya, Mentan SYL mengelaborasi tiga pendekatan implementasi penguatan KostraTani mendukung KEP. Pertama, manajemen berjamaah, maksudnya adalah mengelola pertanian dari hulu hingga hilir, pertanian hulu harus mengakses modal untuk menghindari tengkulak.

"Kedua, inovasi teknologi pertanian sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan. Ketiga, gerakan kerja bersama menggerakkan pembangunan pertanian melalui balai penyuluhan pertanian atau BPP di kecamatan sebagai locust pertanian," kata I Wayan Ediana mengutip arahan Mentan SYL.

Sentra Produksi
Bimtek KEP di Wonogiri dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Wonogiri, Safuan yang dihadiri 25 koordinator BPP, 25 Admin Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian [Simluhtan], 12 perwakilan Gabungan Kelompok Tani [Gapoktan] dari seluruh Wonogiri.

"Kabupaten Wonogiri merupakan salah sentra produksi pangan di Jawa Tengah sebagai provinsi utama penyedia pangan nasional, apabila masyarakat Wonogiri bahu-membahu bersatu untuk bekerja maksimal, khususnya petani didukung penyuluh pertanian untuk mendorong pengembangan KEP di Wonogiri," kata I Wayan Ediana seraya menyampaikan salam dari Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi dan Kepala Pusluhtan, Leli Nuryati.

Dia menguraikan tentang tiga harapan besar Kementerian Pertanian RI terhadap pelaksanaan Bimtek KEP di daerah yang diinisiasi oleh pemerintah daerah untuk memberikan pemahaman kepada para pengambil kebijakan di tingkat kabupaten di seluruh Wonogiri tentang pengembangan KEP; menyamakan pemahaman para penyuluh selaku pendamping dalam menumbuhkembangkan KEP; dan membangun gerakan untuk meningkatkan pengawalan dan pendampingan penyuluh terhadap program pembangunan pertanian Wonogiri melalui KostraTani yang didukung oleh Agriculture War Room [AWR] sebagai pusat data pertanian multiguna didukung teknologi terkini era 4.0.

I Wayan Ediana mengapresiasi inisiasi Pemkab Wonogiri khususnya Kadistan Safuan menginisiasi kegiatan Bimtek KEP sangat membantu petani meningkatkan keterampilannya dalam pengembangan usaha taninya sehingga memiliki nilai tambah dan meningkatkan daya saing di pasar.

"Bimtek KEP ini sejalan dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo pada pembukaan Musrenbangtan pada 5 Januari 2017 di Jakarta agar tidak membiarkan petani bekerja sendiri-sendiri, dengan menguatkan manajemen dan organisasinya berbasis teknologi informasi dan komputasi atau TIK. Selanjutnya petani didorong untuk berkelompok atau membentuk cluster agar komoditas pertanian yang diusahakannya memenuhi skala ekonomi dan memiliki daya saing," kata I Wayan Ediana. [Liene]

Wonogiri of Central Java [B2B] - Indonesian Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo analogues Indonesian agricultural development like an inverted pyramid pattern, the top positions are farmers and communities, middle positions of state-owned enterprises and private companies, the government in the lowest position which describes the contribution and the minimum portion, as an implementation of strengthening the Farmer´s Economic Institution [KEP] support the Strategic Command for Agricultural Development [KostraTani] through three approaches.