Kementan Kenalkan Dunia Pertanian Sejak Usia Dini Lewat Agroeduwisata
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri [SMK-PPN] Banjarbaru berupaya memberikan bekal kepada siswanya pengetahuan tentang usaha tani agar siswa mulai memiliki minat untuk menjadi agrosociopreneur.
Tak hanya itu, SMK-PPN Banjarbaru yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] juga berupaya memberikan pengetahuan dasar kepada siswa mulai dari Sekolah Dasar [SD], Sekolah Menengah Pertama [SMP], Sekolah Menengah Atas [SMA] dan Sekolah Menengah Kejuruan [SMK] melalui Agroeduwisata di lingkungan Sekolah.
Upaya tersebut sejalan dengan program Menteri RI Syahrul Yasin Limpo bahwa ke depan, pembangunan pertanian akan diteruskan oleh anak-anak kita, oleh petani-petani muda yang memiliki kompetensi jauh lebih baik, bahkan memiliki keterampilan tentang ilmu teknologi yang juga lebih baik.
“Pembangunan pertanian Indonesia akan dilanjutkan oleh generasi selanjutnya. Generasi yang saat ini masih muda, bahkan anak-anak. Kita harus tumbuhkan minat mereka dari sejak dini, salah satu cara melalui Agroeduwista agar kelak mereka mau terjun menjadi pelaku dan mampu memajukan pertanian Indonesia,” katanya.
Sementara itu Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa SMK-PP harus dapat menjadi penggerak, tidak hanya untuk siswa juga anak anak lainnya.
“Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian harus dapat menjadi motor penggerak di sektor pertanian. Manfaatkan apa yang ada. Fasilitas yang ada," katanya.
Sumber daya yang ada, kata Dedi Nursyamsi seperti Agroeduwisata dapat menjadi sarana menggerakan dan mengenalkan dunia pertanian sejak usia dini.
Kali ini, SMK PPN Banjarbaru dikunjungi oleh 75 orang siswa beserta enam guru pendamping dari Sekolah Dasar Swasta (SDS) Islam Plus Al Manshur di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Guru pendamping SDS Islam Plus Al Manshur, Erna mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan pembelajaran berupa project penanaman dan pembuatan pupuk kompos yang terdapat pada kurikulum Merdeka belajar.
“Kegiatan siswa ini merupakan rangkaian pembelajaran dalam kurikulum Merdeka yang saat ini kami terapkan. Siswa dituntut untuk melakukan project menanam sayur kangkung dan membuat pupuk kompos,” kata Erna.
“Kebetulan jarak sekolah kami ke SMK-PPN Banjarbaru, jadi kami datang kesini untuk membantu mengajarkan siswa kami bagaimana menanam sayur dan membuat pupuk kompos, sehingga siswa kami bisa ikut praktek langsung di sini,” lanjut Erna.
Selain diajarkan bagaimana cara menanam sayur dari penyemaian benih dan cara membuat kompos, siswa yang terdiri dari kelas satu dan kelas empat juga diajak berkeliling lahan praktek SMK-PPN Banjarbaru untuk melihat dan mengenal jenis tanaman yang ada.
Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
