Remiten, Penggerak Pengembangan Ekosistem Pertanian bagi Petani Muda
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Banjar, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan, khususnya Kredit Usaha Rakyat [KUR].
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia memiliki potensi sangat besar menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian, sehingga insan pertanian harus berintegritas dan bekerja keras di antaranya melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development [IFAD].
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian. Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial.
"Permodalan berperan penting mendukung upaya mereka mengembangkan skala usaha, sehingga akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” katanya.
Kementan terus memasifkan informasi tentang KUR bagi petani milenial, kali ini oleh unit pelaksana teknis, SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Program YESS di Kalimantan Selatan, dengan menggelar Millennial Agriculture Forum [MAF] edisi Tani Akur bertajuk ´Remiten sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Pedesaan Tangguh melalui Petani Milenial´.
Webinar MAF berlangsung offline dan online di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalsel pada Rabu [15/05].
Webinar MAF dibuka oleh Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso yang mengurai tentang Remiten, pengiriman uang dari negara lain seperti ekspor impor, sehingga petani muda bisa memanfaatkan dana dari luar negeri.
“Kami harapkan petani muda memanfaatkan berbagai dana untuk pengembangan usahanya, seperti dana KUR dan dana dari luar negeri. Sebab, pertanian menjadi ujung tombak menopang kelangsungan hidup masyarakat," katanya.
Mari kita semua mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementan, kata Budi Santoso, pemerintah daerah juga harus mendukung pengembangan potensi petani muda.
Kegiatan MAF dihadiri sejumlah narasumber di antaranya Abdullah Mekani dari BSI Cabang Martapura MRM TL, Dedi Nurmadi selaku Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Litbang, Hj Kasmawati selaku Koordinator BPP Martapura Timur dan Mutia Zairina, local champion Program YESS.
Abdullah Mekani dari BSI Cabang Martapura MRM TL menjelaskan tentang KUR di Bank Syariah Indonesia [BSI] cabang Martapura terkait jenis kredit, syarat dan aturan yang dapat diajukan oleh petani muda mengembangkan usahanya, maksimal hingga Rp500 juta.
Dedi Nurmadi memaparkan bahwa Pemkab Banjar memiliki beberapa program mendukung petani antara lain Kurma Manis dan dana dari CSR, sebagai dukungan Pemkab menyokong sektor pertanian Ibu Kota Nusantara [IKN].
Koordinator BPP Martapura Timur, Kasmawati mengakui potensi lahan Martapura Timur bagi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan pengolahan hasil pertanian. Dia berharap petani yang tergabung Program YESS untuk bergabung di kelompok tani, untuk memudahkan pendataan dan pembinaan.
Local champion Program YESS, Mutia Zairina berbagi kisah sukses merintis usaha melalui metode hidroponik tanaman selada yang ternyata menguntungkan. Meskipun di lahan rawa, dia tetap dapat mengembangkan dan menjual selada Rp30.000 per kg di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Kapusdiktan] Idha Widi Arsanti memaparkan, dengan mengundang narasumber yang kompeten tentang akses permodalan dan pemasaran bagi pengembangan usaha pertanian bagi petani milenial.
“Melalui MAF Tani Akur, kita berharap terjadi business matching dan business pitching di BPP dan P4S. Diharapkan terjadi kontrak kerjasama, akses layanan perbankan dapat mendukung pengembangan usaha petani muda," kata Kapusdik yang akrab disapa Santi. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]
Banjar of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.
