Siap Hadapi Era 5.0, Kementan Bekali Tim Diseminasi Keahlian

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Siap Hadapi Era 5.0, Kementan Bekali Tim Diseminasi Keahlian
SMKPPN BANJARBARU: Project Manager Program YESS, Inneke Kusumawati [tengah] mengingatkan peserta workshop untuk memasifkan program serta capaian kinerja Kementan khususnya Program YESS melalui diseminasi informasi kepada publik.

Bogor, Jabar [B2B] - Regenerasi petani menjadi tantangan dalam pembangunan pertanian di Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris. Sebab, negeri ini berpotensi kehilangan banyak jumlah petani dengan usia produktif. 

Guna mengatasi hal itu, Kementerian Pertanian RI melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services [YESS] berupaya mengembalikan kejayaan pertanian di Indonesia dengan melahirkan petani serta wirausaha pertanian dari pedesaan.

Banyak intervensi Program YESS yang telah dilakukan, dimulai dari pelatihan seperti pelatihan manajemen usaha, teknik dasar pertanian, proposal bisnis, pelatihan teknis spesifikasi jenis usaha, pelatihan literasi keuangan hingga permagangan. 

Tak hanya itu, Program YESS juga memberikan dukungan keberlangsungan usaha dan ketenagaan, seperti fasilitasi permodalan berupa Hibah Kompetitif, fasilitasi kemitraan dengan stakeholders, penempatan  pemagangan, layanan mentoring serta penguatan  UMKM, fintech, agritech untuk kemajuan usaha. 

Dari data Manajemen Informasi Sistem program YESS terdata 75.810 calon penerima dengan sebaran 37.678 di provinsi Jawa Barat, 16.939 di Provinsi Jawa Timur, 7.624 di provinsi Kalimantan Selatan dan 13.569 di provinsi Sulawesi Selatan (data per tanggal 12 Juni 2022). Dari jumlah tesebut 20.638 telah mendapatkan manfaat dari program YESS. 

Guna memasifkan program serta capaian kinerja Kementan khususnya program YESS  diperlukan adanya diseminanasi informasi kepada publik atau masyarakat.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan memiliki tren data pertanian yang meningkat bahkan selama pandemi Covid-19, dari produksi, nilai tukar petani hingga nilai ekspor. 

“Keterbukaan informasi publik menjadi bagian penting dari kesuksesan tersebut. Yang lebih penting informasi publik mampu melahirkan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, memasuki era revolusi industri 4.0,  kita kembali harus siap menghadapi tantangan dan peluang era 5.0 yang dapat dikatakan gabungan teknologi level tinggi seperti big data, pemanfaatan internet of things (IoT) dan artificial intelligent. 

“Untuk menghadapi era tersebut, dituntut SDM pertanian yang terampil dan mumpuni. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, kita dapat  mendiseminasikan [menyampaikan] produk, program dan output yang telah dilakukan instansi/pemerintah kepada masyarakat," papar Dedi. 

Saat membuka Workshop Peningkatan Kapasitas Tim Diseminasi Program YESS pada Selasa [5/7], Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah berpesan agar tim diseminasi program YESS baik di level National Program Management Unit [NPMU] maupun di level Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dapat lebih kreatif dalam mengemas informasi terkait program YESS. 

“Manfaatkan segala kanal media, kemas informasi dengan menarik”, pesan Munifah. 

Workshop yang digelar selama tiga hari, 5 - 7 Juli di Bogor ini dihadiri oleh tim diseminasi NPMU dan 4 PPIU serta 15 Young Ambassador program YESS.  Dalam kegiatan yang dikemas dengan 40 % teori dan 60% praktek, peserta dilatih  kemampuan untuk berbicara didepan publik, menyusun dan mengemas berita sesuai kaidah jurnalistik, mengemas konten kreatif di media sosial baik video maupun infografis serta bagaimana membuat video dokumenter. 

Salah satu narasumber, Redaktur Kolaborasi Kumparan, M. Rizky  menekankan sembilan hal yang harus diperhatikan dalam menyusun berita, yakni;  kebaruan, keunikan, pengaruh, popularitas, relevansi, kedekatan, konflik,  emosi serta dampak. Antusiasme terlihat dari 50 peserta yang diperlihatkan dari konten hasil praktek. [Tim Ekspos SMKPPN Banjabaru]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.