Libatkan DPM Bali, Kementan Ajak Petani Milenial Kalsel Terapkan Smart Farming
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Tanah Laut, Kalsel [B2B] - Guna mendukung penumbuhan petani milenial yang andal dan melahirkan wirausahawan milenial dari sektor pertanian, Kementerian Pertanian RI bersama International Fund for Agricultural Development [IFAD] terus menciptakan wirausahawan milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services [YESS].
Menyikapi perkembangan kemajuan teknologi, Kementan juga menekankan pentingnya penerapan smart farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian.
Metode smart farming adalah konsep pertanian berbasis pada precision agriculture yang memanfaatkan otomatisasi teknologi didukung oleh manajemen big data, machine learning/kecerdasan buatan dan teknologi di era Industri 4.0 untuk pengembangan pertanian modern.
Pertanian smart farming dapat diterapkan mulai dari identifikasi lahan, cuaca/iklim, identifikasi tanaman di setiap lokasi, kondisi tanah, pupuk, benih, pestisida, panen, kerusakan hasil panen, jumlah produksi hingga pemasaran.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani untuk mengubah mindset dan paradigma dalam bertani. Tinggalkan paradigma petani itu miskin. Petani itu orang kecil. Petani adalah orang yang pasti tidak miskin. Petani tidak lagi dengan citra bajunya yang kumuh, compang camping, berlumur lumpur, melainkan menjadi petani milenial.
“Dreaming, believing, and make it happen. Believe your dream, and believing dreams come true, itu kalau kalian yakin dengan dirimu, dan kalian mau belajar. “It’s your era! Ini eramu. Kalian punya gadget. Kalian punya digital dan kalian punya link. Gunakan untuk membangun sebuah virtual system yang mendunia. Ilmu itu harus dipaksa, paksaki! Jangan cuma bagus di planning. Action dong! Action itu jangan diam. Kerja!” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa petani harus bertransformasi, yang dulu bertani hasilnya hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, saat ini pertanian harus menjadi sarana untuk mencari uang sebanyak-banyaknya.
"Berbisnis di sektor pertanian, harus dibangun pemahaman agribisnis pertanian yang modern yang memanfaatkan seluruh teknologi untuk menggenjot produksi, produktifitas dan kualitas hasil pertanian," katanya.
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri [SMK-PPN] Banjarbaru selaku Projects Provincial Implementation Unit [PPIU] dari Program YESS berupaya meningkatkan kapasitas petani milenial melalui kolaborasi dengan Petani Muda Keren Bali dan P4S Ushuludin dalam menerapkan smart farming di Banjarbaru, Kalsel pada Sabtu [16/7].
Sebanyak 22 orang petani millenial peserta Program YESS yang terdiri atas Calon Penerima Manfaat [CPM] dan Penerima Manfaat, mendapat keterampilan teknis melalui pengalaman langsung dan teoritis mengenai smart farming selama tiga hari berturut-turut.
Adalah Gede Agung Wedhatama atau Bli Gung, begitu biasa disapa, merupakan penggagas Petani Muda Keren yang telah menerapkan smart farming di Bali.
Melalui smart farming, Bli Gung dapat menghasilkan pertanian yang modern dan efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani yang tergabung dalam Petani Muda Keren.
Bli Gung menuturkan, ada lima komponen penting untuk smart farming yang disebutnya sebagai 5K yakni Komitmen, Komunitas, Kolaborasi, Kontribusi, dan Keren.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru selaku Penanggung Jawab Program YESS Kalsel, Budi Santoso menekankan pentingnya smart farming sebagai respon terhadap kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi.
"Fenomena climate change dapat dijawab dengan adanya smart farming, sehingga melalui pelatihan ini maka para peserta dapat menerapkan smart farming yang kemudian dapat menjaga pangan serta pendapatan," katanya.
Budi Santoso mengingatkan bahwa kegiatan tersebut sangat spesial, maka para peserta harus bersemangat dan serius dalam mengikuti kegiatan. Kita sudah mendatangkan ahlinya smart farming, Bli Gung, dari Pentani Muda Keren di Bali.
"Harapannya hal serupa dengan Petani Muda Keren dapat diterapkan di lokasi Program YESS khususnya Kabupaten Tanah Laut," katanya. [timekspossmkppnbanjarbaru]
Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
