Kepala BPPSDMP Kementan Ajak Petani Milenial Tingkatkan Agenda Intelektual

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Grant Program

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Kepala BPPSDMP Kementan Ajak Petani Milenial Tingkatkan Agenda Intelektual
PROGRAM YESS: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [depan, ke-6 kiri] bersama para peserta Forum Kelompok Kerja Kepemudaan Program YESS di Yogyakarta yang dihadiri DPM/DPA Kementan.

Yogyakarta, DIY [B2B] - Hadirnya kemajuan teknologi memberikan dampak pada kemajuan pembangunan, tak terkecuali sektor pertanian. Dampak dan manfaat penggunaan sistem smart farming dalam pertanian sangatlah besar. Penerapan smart farming tidak hanya di Indonesia, juga telah dilakukan di negara maju dan berkembang. 

Dampak dan manfaatnya antara lain pengelolaan lahan lebih terukur, budidaya tanpa bergantung pada musim, efisiensi jumlah tenaga kerja, efisiensi waktu, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan, dapat menghindari pencemaran lingkungan akibat zat kimia baik pada pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan hingga meminimalisir biaya produksi. 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo  mengharapkan seluruh insan pertanian untuk bersinergi membangun pertanian. Pasalnya, penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi pertanian sangat penting untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. 

Menurutnya, pertanian menyangkut aspek dasar, menghidupkan masyarakat yang maju dan rumah tangga yang sejahtera.

"Bicara pertanian juga menemukan solusi harapan dan kebutuhan pangan. Tidak hanya tugas pemerintah tapi melibatkan semua pihak. Dengan begitu, pertanian merupakan sebuah gerakan bersama membangun kebutuhan bangsa dan menyadarkan semua orang yang memliki kepentingan publik untuk sama-sama membangun pertanian," kata Mentan Syahrul.

Oleh karena itu, dia sangat berharap adanya konsep pembangunan pertanian modern dari perguruan tinggi. 

"Cara membangun pertanian tidak boleh lagi menggunakan cara sebelumnya, tapi harus memakai cara berbasis teknologi digital dan mekanisasi yang canggih."

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi pada Forum Kelompok Kerja Kepemudaan Program YESS mengatakan bahwa ada tiga aspek agenda besar yang  dilakukan pertanian. 

“Pertama, agenda mindset dengan akademik intelektual sesuai tantangan era dan yang harus terjadi antara lain menggunakan sistem online, sistem digital, frekuensi titik-titik dan mekanisasi yang baik. Diperkuat artificial intelligent, internet of things dan segala macam sistem digital harus ada," ungkapnya.

Di hadapan peserta forum yang digelar di Yogyakarta [27/07], Dedi Nursyamsi mengajak untuk meningkatkan agenda intelektual. 

“Agenda management harus berubah. Kalian generasi milenial harus merubah orientasi dalam bertani, yakni bisnis. Dengan demikian, tujuan pertanian harus makin maju, mandiri, makin modern. Tantangan untuk Indonesia adalah produksi, distribusi, logistik yang tinggi karena merupakan negara kepulauan," katanya lagi.

Kabadan Dedi Nuryamsi mengingatkan bahwa tantangan ini harus bisa kita peroleh jalan keluarnya dengan kemampuan lain. Produk pertanian kita harus ditingkatkan dengan cara ini. Agenda kita coba lebih ke lapangan, jangan terlalu banyak teorinya. 

"Kemudian mendorong KUR [Kredit Usaha Rakyat] untuk investasi yang besar. Tingkatkan kerjasama, jalin dengan berbagai pihak, maka kalian dapat menguasai pasar. Kalian jangan bertanding, tetapi harus bersanding, maka pintu rejeki akan terbuka luas," ungkap Dedi.

Hadir sebagai solusi dalam menjawab tantangan regenerasi petani, Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services [YESS] terus melibatkan figur-figur petani serta wirausahawan pertanian milenial sukses seperti Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan [DPM/DPA] Kementan maupun Young Ambassador dari Program YESS. 

Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah berpesan kepada para peserta forum yang terdiri dari petani serta wirausahawan muda pertanian, untuk menjadi champion bagi generasi milenial di sekitarnya.

“Kalian harus menjadi champion bagi generasi muda lainnya. Hadirnya berbagai program yang diluncurkan Kementan untuk generasi milenial merupakan stimulan bagi kemajuan pembangunan SDM Pertanian. Bersama kita lahirkan one champion one village," tegasnya. [Yess]

Yogyakarta [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.