KostraTani, Kiat Kementan Sinergi Big Data dan Kinerja Penyuluh
Indonesia`s Agricultural Extension Connected through the KostraTani
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Program Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani] yang dicanangkan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, bertujuan mengoptimalkan peran penyuluh pada Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] mendukung pengembangan petani maju, mandiri dan modern di era industrialisasi 4.0 didukung Big Data.
“Kostratani ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir, apalagi di tengah pandemi Covid-19, peran KostraTani menjadi lebih vital. Penyuluh tetap menjadi ujung tombak dalam pendampingan petani dengan penyuluhan online melalui telekonferensi seperti kita lakukan saat ini," kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi di Jakarta, Selasa [14/7].
Menurutnya, Kementerian Pertanian RI dapat cepat mengetahui kendala lapangan, segera memutuskan kebijakan dan solusi lapangan yang menghadang petani. Memanfaatkan secara optimal teknologi informasi pada Agriculture War Room [AWR] di tingkat pusat koneksi ke Agriculture Operation Room [AOR] di tingkat provinsi selaku Kostrawil, Kostrada di kabupaten/kota dan KostraTani pada BPP di tingkat kecamatan.
Dedi Nursyamsi mengharapkan KostraTani berperan menjadi pengungkit 7% produktifitas pertanian melalui [BPP] di tingkat kecamatan, selaku locust pembangunan pertanian di tingkat kecamatan, tempat bernaungnya penyuluh bersama 16 fungsional di BPP.
"Target Kementan produktifitas meningkat 7% per tahun terjadi kalau ada yang menggerakkan. Penggeraknya tentu penyuluh mendampingi petani didukung seluruh fungsional KostraTani," kata Dedi Nursyamsi pada kegiatan Ngobrol Asyik [Ngobras] Penyuluhan Vol. 4 melalui aplikasi Zoom Meeting.
Kementan, katanya, khusus Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] berupaya meningkatkan peran KostraTani menjadi pusat data dan pusat gerakan pembangunan pertanian, sehingga dapat mendukung petani meningkatkan produktifitas pertanian.
"Kebijakan pusat pada gerakan pemberdayaan petani terpadu berbasis teknologi informasi diimplementasikan pada AOR KostraTani, sekaligus menarik minat generasi milenial yang akrab dengan IT, sehingga tertarik kembali ke sektor pertanian," katanya.
Guna memenuhi target tersebut, katanya, KostraTani harus didukung Big Data yang memiliki skala luar biasa terkait volume, distribusi global berkecepatan tinggi [velocity], keragaman informasi [variety]. Mengingat data pertanian nasional begitu besar dan kompleks.
"Big data merupakan istilah untuk sekumpulan data yang begitu besar atau kompleks dimana tidak bisa ditangani lagi dengan sistem teknologi komputer konvensional," kata Dedi mengutip Judith S Hurwitz, konsultan Big Data.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menargetkan Indonesia memiliki Satu Data Pembangunan Pertanian, yang diimplementasikan melalui KostraTani merujuk data Badan Pusat Statistik [BPS], Kementerian Keuangan [Kemenkeu] dan Badan Informasi Geospasial [BIG]. Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kementan [Pusdatin] bertindak selaku Walidata sebagai bagian Forum Satu Data Indonesia [SDI] dan KostraTani mengumpulkan data di lapangan mendukung Forum Satu Data Pertanian.
"Sumber data sekaligus pengguna SDI adalah seluruh unit kerja eselon satu di Kementan, untuk menghasilkan data internal dan kompilasi data," kata Dedi Nursyamsi didampingi Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan Pusluhtan, Septalina Pradini selaku host AWR dari KostraTani.
Sebagaimana diketahui, Presiden RI Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 39/2019 tentang ´Satu Data Indonesia´ akan mengubah kondisi data di Indonesia. Kementan telah merintis pengumpulan data dan informasi oleh penyuluh dari tiap kecamatan [BPP] sejak 2013, dirangkum database berbasis online, Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian [Simluhtan], sebagai bagian Big Data Penyuluhan Pertanian diperkuat Sistem Pengolahan Data Informasi didukung Simluhtan dan Cyber Extention, pelaksana input dan output data.
Ke depan, seluruh sumber data pertanian berasal dari KostraTani seperti data petani, data kelembagaan pelaku utama seperti Kelompok Tani [Poktan]; Gapoktan, Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP]; data kelembagaan penyuluhan [BPP, Pos Penyuluhan Desa/Posluhdes]; data ketenagaan penyuluhan [PNS, THLTBPP, swadaya, & swasta] serta materi dan informasi penyuluhan.
“Untuk penguatan data dan infomasi program Kementan, Kostratani juga update verifikasi validasi mengenai data areal tanam, harga komoditas, SDM pertanian, e-Proposal, data komoditas ekspor juga data populasi dan produksi,” kata Dedi Nursyamsi. [Liene]
Jakarta [B2B] - The Indonesian Agriculture Ministry to disseminate the development of agricultural extension centers at the sub-district level [BPP] into the center of Indonesian agricultural development [KostraTani] across the country, according to Indonesian senior official of the ministry here on Tuesday [July 14].