Resonansi Petani Milenial, Kementan akan Kukuhkan Young Ambassadors 2022
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta [B2B] - Menyadari tingginya peran SDM pertanian, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tiada henti mendorong insan pertanian menjadi yang unggul, profesional dan adaptif. Pasalnya, SDM menjadi kunci penting pembangunan pertanian untuk menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
"Saat ini sudah saatnya para agen perubahan di bidang pertanian menjadi delegasi di masyarakat. Mereka harus mampu mengubah persepsi anak muda tentang pertanian yang selalu dianggap kotor. Masyarakat luas harus tahu bahwa pertanian itu profesi yang penting di Indonesia," katanya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kementan terus berupaya mengubah wajah pertanian menjadi sektor yang menjanjikan, khususnya bagi generasi millenial. Bukan hanya memfasilitasi, melatih serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan usahanya, Kementan juga menggelar kontes petani milenial yang dinamai Young Ambassadors.
Pada 2022, Kementan bersama Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] membuka kesempatan bagi petani dan wirausahawan muda pertanian berusia 17 hingga 35 tahun untuk mengikuti seleksi Young Ambassadors.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pada 2022 telah terpilih 27 nominator yang akan mengikuti tahap penjurian dalam ajang bergengsi tersebut.
"Mereka merupakan hasil seleksi dari 50 peserta yang mengikuti bootcamp pada Maret lalu. Nantinya, mereka akan diseleksi kembali hingga hanya 15 peserta yang akan dikukuhkan menjadi Young Ambassadors Program YESS Tahun 2022," katanya kepada pers di Jakarta, Selasa [7/6] yang dihadiri secara daring oleh 27 Nominee Young Ambassadors 2022.
Dedi Nursyamsi berharap Young Ambassadors yang terpilih nantinya dapat melakukan resonansi bagi kaum milenial dan lingkungan mereka tinggal.
“Saya berharap kalian peserta Young Ambassadors menjadi petani pengusaha pertanian yang andal. Kalian nantinya harus mampu menginspirasi dan memotivasi kaum muda untuk memasuki sektor pertanian", pesan Dedi kepada 27 nominee yang tergabung secara online.
Tak hanya menjadi duta program YESS, namun Young Ambassadors diharapkan dapat menampilkan peluang usaha pertanian di on-farm, juga off-farm.
"Petani milenial mempunyai peran strategis dalam pembangunan pertanian. Apalagi dalam waktu 10 hingga 20 tahun mendatang, pertanian akan berada di tangan generasi muda", ucapnya.
Karena itu, Dedi Nursyamsi berpesan agar peserta Young Ambassadors mempersiapkan diri untuk meningkatkan intelektual tak hanya pada saat penjurian saja, tetapi setelah menjadi Young Ambassadors.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan[Pusdiktan] Idha Widi Arsanti menambahkan kegiatan Young Ambassadors merupakan perhelatan pertama. Peserta kali ini merupakan hasil usulan unit pelaksana teknis [UPT] BPPSDMP, Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan [DPM/DPA] dan dinas pertanian di daerah.
“Awalnya ada 50 peserta, tapi setelah bootcamp terpilih 27 nominee yang akan mengikuti tahap selanjutnya,” ujarnya.
Dalam tahap seleksi, kriteria untuk bisa lolos bukan hanya soal skala usaha baik ide konsep usaha dan rencana pengembangan, juga kemampuan komunikasi dan komitmen menjadi Young Ambassadors.
Karena itu lanjut Santi, saat bootcamp, kandidat Young Ambassadors mendapatkan pembekalan mengenai pengembangan agribisnis, kemampuan bicara di depan publik, penggunaan media dan kepemimpinan.
“Pembekalan tersebut untuk mempersiapkan mereka untuk dapat melaksanakan tugas sebagai Young Ambassadors,” katanya.
Dari 27 nominee terpilih, terdapat tiga nominee yang merupakan petani milenial dari Provinsi Kalimantan Selatan [Kalsel]. Mereka adalah Hairul Effendi dari Tanah Laut yang merupakan penerima manfaat dari program YESS, Maulana Akbar dari Tapin, salah satu mentor Program YESS di PPIU Kalsel dan Nyke Pebri Dwi salah satu Alumni SMK-PPN Banjarbaru yang sekarang fokus pada tanaman hias. [timekpossmk-ppnbanjarbaru]
Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
