Permentan No 01/2019, Acuan Jaga Tanah Sehat Lahan Pertanian

Indonesian Govt Support Environmentally Friendly Organic Farming

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Permentan No 01/2019, Acuan Jaga Tanah Sehat Lahan Pertanian
MSPP VOL.5/2021: Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada video conference Mentan Sapa Petani dan Penyuluh [MSPP] Vol. 5/2021 bertajuk ´Pembenah Tanah´ didampingi Peneliti Utama BBSDLP Balitbang Pertanian, Ai Dariah [Foto: BPPSDSMP]

Jakarta [B2B] - Tanah yang sehat menghasilkan pangan sehat berkualitas, sebagai faktor utama peningkatan produktivitas pertanian, dengan pembenahan tanah  maupun memperbaiki tanah yang rusak. Acuannya, Peraturan Menteri Pertanian [Permentan] No 01/2019 tentang bahan-bahan alami dan sintesis berbentuk padat/cair untuk memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi tanah.

Seruan tersebut dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi pada video conference Mentan Sapa Petani dan Penyuluh [MSPP] Vol. 5/2021 bertajuk ´Pembenah Tanah´ didampingi Peneliti Utama BBSDLP Balitbang Pertanian, Ai Dariah di Jakarta, Jumat [19/2] yang dihadiri 500 partisipan online dari seluruh RI.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] menegaskan bahwa faktor penentu peningkatan produktivitas pertanian adalah melakukan pembenah tanah, atau memperbaiki tanah yang rusak.

"Kalau tanah sakit, misalnya kurang bahan organik, berarti pembenah tanahya bahan organik kompos dan lainnya. Kuncinya, tanah sehat, melalui pembenah tanah untuk penyehatan tanah," katanya.

Hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul RI Yasin Limpo bahwa kondisi tanah sangat penting untuk mendukung pertanian.

"Indonesia memiliki lahan yang subur, namun untuk mendapatkan produktivitas yang diinginkan, kondisi lahan harus dijaga. Lahan yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik juga," kata Mentan.

Dedi Nursyamsi menambahkan tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat, yang akan menghasilkan pangan sehat. Penyehatan tanah bukan hanya tanggung jawab peneliti, seluruh insan pertanian harus berusaha mendukung penyehatan tanah.

"Kalau ada indikasi tanah kurang sehat, kurang unsur hara, kurang subur dan lainnya, itu tugas kita membuat tanah lebih sehat, harus dibenahi. Saya mengajak semua insan pertanian untuk bersama-sama memahami dan mengerti serta mengimplementasikan pembenahan tanah di lokasi masing-masing," kata Dedi Nursyamsi selaku keynote speaker MSPP Vol. 5/2021.

Peneliti utama Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian [BBSDLP] - Badan Litbang Pertanian [Balitbang] Ai Dariah mengurai pembenahan tanah, yang diatur pada Permentan No 01/2019 bahwa Pembenah Tanah adalah bahan-bahan sintetis atau alami organik atau mineral berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi tanah.

"Pembenah tanah diperlukan, jika tanah mempunyai faktor pembatas alami untuk pertumbukan dan produksi pangan. Pembenah tanah juga dilakukan jika tanah telah mengalami penurunan kualitas tanah, serta mencegah kerusahan atau penurunan kualitas," kata Ai Dariah.

Tujuan pembenah tanah, katanya, untuk menciptakan lingkungan optimal bagi pertumbuhan dan prduksi tanaman, perkembangan biota tanah serta meningkatkan ketahanan tanah dengan bahan alami dan sintetis.

"Pembenah tanah alami terdiri dari organik, hayati, anorganik atau mineral. Sedangkan sintetis, untuk tanah yang sudah mengalami rekayasa mengalami perubahan senyawa, yaitu organik dan anorganik," kata Ai Dariah. [Cha]

Jakarta [B2B] - Organic farming is the global agricultural trend. Organic farming was initially driven by demands for environmental sustainability and living things. Starting of ecological demands, the development of organic agriculture is currently also driven by economic and socio-cultural motives. 

Increasing agricultural production and farmers´ welfare is a form of economic motive including in Indonesia. While increasing the independence of farmers and harmony with local wisdom are the socio-cultural motives driving the development of organic agriculture.