Tangani Stunting, Polbangtan Kementan & Pemkab Bogor gelar Sekolah Lapangan

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Tangani Stunting, Polbangtan Kementan & Pemkab Bogor gelar Sekolah Lapangan
POLBANGTAN BOGOR: Kelompok sasaran adalah KWT desa terpilih yakni Desa Cibalung di Kecamatan Cijeruk, Desa Pasarean [Kecamatan Pamijahan] dan Desa Cogreg [Kecamatan Parung]. Rangkaian kegiatan adalah rembug tani pekan lalu di lokasi KWT masing–masing.

Bogor, Jabar [B2B] - Stunting atau gagal pertumbuhan anak karena kekurangan gizi telah melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Stunting diindikasikan oleh pertumbuhan tinggi dan berat badan yang belum sesuai dengan kondisi normal anak-anak sehat pada umumnya. Hal ini menjadi perhatian khusus Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan Kabupaten Bogor.

Guna mengatasi hal tersebut, diselenggarakan kegiatan Sekolah Lapangan [SL] Penanganan Stunting kolaborasi dengan Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat [UPPM] Polbangtan Bogor.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh lapisan masyarakat agar melakukan gerakan bercocok tanam untuk menurunkan angka stunting pada daerah rentan rawan pangan.

"Dalam catatan saya daerah yang rawan pangan ada 17 provinsi dan terdiri atas 267 kabupaten di 900 kecamatan. Saya harus jamin di daerah rentan itu tidak stunting," katanya.

Menurut Mentan Syahrul, Kementerian Pertanian RI saat ini memiliki program Family Farming dan Pertanian Masuk Sekolah (PMS) di 727 kecamatan. Kedua program diharapkan mampu membantu menurunkan rentan rawan pangan hingga 16%.

"Dengan program Family Farming, kita bisa memanfaatkan halaman disekitar rumah kita untuk bercocok tanam. Hal itu tentunya akan lebih higenis dan terjamin kesehatannya," katanya.

"Petani milenial mempunyai peran penting. Khususnya untuk kemajuan pembangunan pertanian saat ini. Karena, untuk melanjutkan pembangunan di sektor pertanian dibutuhkan dukungan dari SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Dan tentunya itu bisa didapatkan dari bangku pendidikan vokasi," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

 “Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,” papar Dedi.

Menurutnya, guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.

Kegiatan SL Penanganan Stunting oleh Pemkab Bogor dan Polbangtan Bogor diselenggarakan pada tiga desa di tiga kecamatan yang terletak di Kabupaten Bogor. 

Kelompok sasaran adalah kelompok wanita tani [KWT] daerah yang terpilih. Ketiga desa tersebut adalah Desa Cibalung di Kecamatan Cijeruk, Desa Pasarean [Kecamatan Pamijahan] dan Desa Cogreg [Kecamatan Parung]. Rangkaian kegiatan adalah rembug tani yang dilaksanakan pekan lalu  di lokasi KWT masing–masing.

Selanjutnya, adalah kegiatan sekolah lapangan yang berlangsung dalam empat pertemuan, yang diakhiri oleh kegiatan Farmers’ Field Day [FFD] yang rencananya dilakukan akhir Agustus 2022.

Direktur Polbangtan Bogor, Detia Tri Yunandar mengatakan Polbangtan Bogor selaku perguruan tinggi di bawah Kementan siap berberkontribusi melalui dosen–dosen yang memiliki ´jam terbang tinggi´ dalam ilmu penyuluhan dan teknis pertanian. 

"Selain itu, Polbangtan Bogor juga menyediakan bahan pembelajaran Sekolah Lapangan berupa benih yang bermutu dan saprodi yang dibutuhkan oleh masing–masing KWT," katanya. [timhumaspolbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.