Food Estate Sumba, Lumbung Pangan bagi Kesejahteraan NTT

Indonesia Developing the Food Estate in East Nusa Tenggara Province

Reporter : Kemal Agus Praghotsa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Food Estate Sumba, Lumbung Pangan bagi Kesejahteraan NTT
HUJAN DERAS: Presiden RI Joko Widodo [kiri] didampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo mendengar uraian Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tentang pengembangan sumur bor dan embung di kawasan FES NTT [Foto: istimewa]

Sumba Tengah, NTT [B2B] - Lumbung pangan baru [food estate] yang tengah dikembangkan di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT]  bertujuan meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman sekaligus mendukung menyejahterakan masyarakat NTT.

"Di sini kita siapkan saat ini memang baru 5.000 hektar, yang 3.000 hektar ditanam padi, 2.000 hektar ditanam jagung. Ke depan, akan diperluas lagi menjadi 10.000 hektar,” kata Presiden RI Joko Widodo saat meninjau Food Estate Sumba [FES] di Kecamatan Katiku Tana, Sumba Tengah, NTT pada Selasa [23/2] didampingi Menteri Pertanian R Syahrul Yasin Limpo.

Mulai tahun ini, kata Jokowi, pemerintah menargetkan pengembangan lebih lanjut dari lumbung pangan di Sumba Tengah, NTT yang akan mencakup luas lahan keseluruhan mencapai 10.000 hektare.

Saat melakukan peninjauan, meski berada di tengah guyuran hujan lebat, Presiden Jokowi tetap meninjau areal persawahan di Desa Makata Keri, yang disambut antusias petani.

“Panen di Sumba Tengah ini setahun masih sekali, yaitu padi. Kita ingin mengelola agar satu tahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai,” kata Presiden Jokowi.

Selain Mentan Syahrul, turut mendampingi Presiden Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Sumba Tengah, Paulus SK Limu.

Selain bertujuan meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman di wilayah tadah hujan setempat atau di lahan kering yang difasilitasi dengan sumur bor, embung, dan mata air, juga bertujuan menyejahterakan masyarakat NTT.

Kendati begitu, Jokowi mengakui bahwa pengembangan lumbung pangan di NTT masih menemui kendala utama, yakni ketersediaan sumber air untuk mengairi persawahan. Pemerintah tengah membangun hingga 200 sumur bor untuk pengairan sawah di lumbung pangan. 

“Memang kuncinya ada di air. Di sini tadi kita lihat sudah dibangun sumur bor yang masuk ke sawah. Beberapa embung juga sudah dibangun di sini, tapi masih jauh dari cukup,” tuturnya.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI juga memberdayakan masyarakat setempat dalam pengembangan FES melalui program padat karya pengolahan tanah dan pembersihan semak belukar seluas 3.650 hektar.

Presiden juga memerintahkan Mentan Syahrul untuk memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) yang sangat dibutuhkan para petani setempat.

“Saya rasa kalau ini kita kerjakan, saya meyakini food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan NTT ini akan bisa terbangun sebuah ketahanan pangan yang baik untuk negara kita,” tandasnya.

Central Sumba of East Nusa Tenggara [B2B] - East Nusa Tenggara province has been chosen as the site for Indonesia´s new food barn to be established under the government´s food estate program, said Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo here on July 1. For the first phase of the program, which encompasses the initial construction of the food barn, the government has provided land in the Central Sumba regency.