Harga Cabai Tembus Rp75 Ribu/kg di Pasar Cipete, Jakarta Selatan

Chili Price in Jakarta`s Traditional Market Remain Skyrocketting

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Harga Cabai Tembus Rp75 Ribu/kg di Pasar Cipete, Jakarta Selatan
Operasi pasar cabai di Pasar Induk Kramat Jati oleh Ditjen Hortikultura Kementan pekan lalu (Foto: B2B/Mac)

Jakarta (B2B) - Sejumlah pedagang di pasar tradisional di Jakarta mengeluhkan tingginya harga cabai, yang saat ini mencapai Rp75.000/kg.

Karni, 55, salah satu pedagang di Pasar Cipete, Jakarta Selatan mengatakan harga cabai rawit merah mencapai Rp70.000/kg dari sebelumnya hanya Rp25.000/kg. Untuk cabai keriting dari Rp35.000/kg menjadi Rp50.000/kg, sedangkan cabai rawit hijau dari Rp30.000/kg menjadi Rp45.000/kg.

"Hampir satu bulan lalu harga cabai naik turun, baru dua hari kemarin turun, sekarang naik lagi," kata Karni di Jakarta pada Kamis (27/8).

Dia mengaku tidak mengetahui penyebab fluktuasi harga cabai tersebut, namun dia berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga cabai.

"Saya tidak tahu penyebab masalahnya harga cabai, apakah karena barang kosong atau karena musim kemarau," kata Karni.

Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Selatan, Joko Indro mengatakan penyebab tingginya harga cabai karena musim kemarau yang panjang sehingga terjadi kekeringan dan berdampak terhadap hasil panen.

"Kalau kami tidak bisa mengendalikan harga, kami lakukan pemantauan di sejumlah pasar setiap hari, selanjutnya dilaporkan ke dinas," kata Joko Indro seperti dilansir beritajakarta.com.

Jakarta (B2B) - A number of traders in traditional market in Jakarta, Indonesia capita was complained about chilli price, currently hit 75,000 rupiahs/kg.

Karni, 55, one of vegetable traders in Cipete Market of South Jakarta revealed red chili price hit 70,000 rupiahs/kg previously it was 25,000 rupiahs/kg. Curly chili from 35,000 rupiahs hike to 50,000 rupiahs/kg, while chili paddy previously sell  30,000 rupiahs to 45,000 rupiahs/kg.

“Chili price is fluctuated one month lately, its price decrease since last two days an now it hiking up,” he said here on Thursday (8/27).

Karni acknowledged that he has no idea about the cause of unstable chili price. “I have no idea about it, whether it caused by seasonal matter or its supply.”

Head of South Jakarta Micro Small and Medium Cooperative Enterprises Sub-Department or  KUMKMP, Joko Indro stated that the increasing chili price is the impact of long dry season.

“We’ll do monitoring in various markets every day and report to department, if we can’t handle that,” he said.