Jelang WTO Bali 2013, Pertanian masih jadi Polemik
WTO Ahead of Bali 2013, Agriculture is Still a Polemic
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu
 b.jpg)
Jakarta (B2B) - Sektor pertanian masih menjadi perdebatan antara negara maju, negara berkembang dan negara miskin menjelang pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Bali pada Desember 2013, khususnya dalam masalah fasilitas perdagangan sektor pertanian.
"Seluruh negara berkembang bersedia memperbaiki sistem pabeannya, dengan melaksanakan sejumlah sistem. Namun bagi sejumlah negara, kesediaan tersebut tentunya membutuhkan dukungan dana," kata Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan kepada pers di Jakarta, Rabu (8/5).
Menurut Gita, perbedaan pandangan ini masih menjadi masalah pelik dan diharapkan seluruh negara anggota WTO dapat mencapai kesepakatan bagi kepentingan semua negara dalam sistem perdagangan internasional yang saling menguntungkan.
"Paket pertanian ini masih pelik. Negara maju dan berkembang serta miskin belum berpandangan sepadan dalam sektor ini. Ini yang harus disepadankan. Pekerjaan rumah kita masih banyak," ungkap Gita.
Jakarta (B2B) - The agricultural sector is still a debate between developed countries, developing countries and poor countries ahead of the meeting of the World Trade Organization (WTO) in December 2013 in Bali, especially in the agricultural sector, trade facilitation issues.
"All the developing countries are willing to improve the customs system, by implementing a number of systems. Yet for some countries, such willingness would require financial support," said Trade Minister Gita Wirjawan told reporters in Jakarta, Wednesday (8/5).
According to Gita, dissent is still expected to be a complicated issue and all WTO members to reach an agreement for the benefit of all countries in the international trading system is mutually beneficial.
"Agricultural package is still complicated. Developed and developing countries as well as poor-sighted not commensurate in this sector.´s To be worth it. Yet our homework," said Gita.