Penyuluh Kota Palopo Lepas BOP demi Demplot Tanaman Obat

Indonesian Agriculture Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Penyuluh Kota Palopo Lepas BOP demi Demplot Tanaman Obat
KUNJUNGAN WALIKOTA: Walikota Palopo HM Judas Amir [kanan] kunjungi Lorong Hijau, yang disebutnya "bukti bahwa penyuluh pertanian bekerja optimal, karena memberi manfaat bagi warga sekitarnya." [Foto: Humas Pusluhtan]

Kota Palopo, Sulsel [B2B] - 'Besarnya masalah tidak sebanding dengan kapasitas kemampuan untuk memecahkannya,' semangat tersebut tampaknya yang mendasari para penyuluh pertanian BPP Wara Timur ikhlas melepas Biaya Operasional Penyuluh [BOP] demi mewujudkan lahan percobaan tanaman obat keluarga [Demplot Toga] di Kelurahan Salotellue, Kota Palopo.

Koordinator BPP Waru Timur, Iswari Gunartiningsih mengatakan kegiatan Demplot Toga untuk meningkatkan imunitas tubuh dari tanaman obat [empon-empon] oleh Kelompok Wanita Tani [KWT] Patiware, yang bertujuan meningkatkan imunitas tubuh anggota KWT Patiware dan warga sekitar.

"Demplot Toga dilakukan setelah pandemi Covid-19. Sekiranya kegiatan tersebut dirancang sebelum terjadi pandemi, tentunya akan ada sumber pembiayaan. Virus Corona mewabah tanpa diduga, dan kami penyuluh BPP Wara Timur memilih pantang mundur. Berbekal dukungan BOP yang menjadi hak para penyuluh diikhlaskan agar Demplot Toga tetap berjalan," kata Iswari melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP Kementan].

Sebagaimana diketahui, BOP penyuluh pertanian Wilayah Tengah Indonesia sebesar Rp400 ribuan [per bulan per orang] dari UU Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan No 16/2006. Penyuluh Wilayah Barat Rp320.000 dan Wilayah Timur Rp480.000. Hak BOP 'bukan turun dari langit' tapi seiring kewajiban penyuluh PNS dan THL mengirimkan e-Laporan, minimal 15 laporan kegiatan setiap bulan untuk mendapat rekomendasi BOP.

Kerja keras dibarengi keikhlasan penyuluh BPP Wara Timur diapreasi Walikota Palopo HM Judas Amir saat berkunjung ke Lorong Hijau, yang disebutnya "bukti bahwa penyuluh pertanian bekerja optimal, karena memberi banyak manfaat bagi warga sekitarnya."

Demplot Toga dan Lorong Hijau adalah dua dari empat realisasi program BPP Wara Timur, yang berdampingan dengan Demplot Pekarangan Pangan Lestari [P2L] dan Lorong Keluarga Berencana (KB). Kegiatan yang merangkum pemenuhan pangan keluarga, imunitas tubuh, penghijauan kota dan sosialisasi KB menjadi integrasi pertanian lintas sektoral, dengan mematuhi Protokol Kesehatan pada fase Normal Baru [New Normal].

Penyuluh Pusat di Kementerian Pertanian RI, Wellyana, selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa kinerja BPP Wara Timur sebagai bukti telah melaksanakan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, "jangan biarkan sejengkal tanah menganggur."

Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi sangat mengapresiasi kerja keras dan kinerja penyuluh untuk tetap mendampingi petani, karena lokasi pertanian adalah zona hijau dan sehat bagi tubuh setelah terpapar matahari pagi meningkatkan imunitas tubuh.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Pemkot Palopo, Andi Bachtiar mengatakan Program Lorong Hijau memanfaatkan anggaran daerah [APBD]. Sedangkan Lorong KB adalah kegiatan nasional penyuluhan KB terintegrasi dengan semua dinas lingkup Pemkot Palopo.

"Dinas pertanian memfasilitasi pengadaan bibit, polybag, tanah, pupuk dan pestisida melalui dana APBD, sementara penyuluh pertanian di BPP Wara Timur melakukan pembinaan budidaya tanaman," kata Andi Bachtiar.

Menurut Iswari, khusus Demplot P2L difasilitasi anggaran pemerintah pusat [APBN] dengan pembuatan rumah bibit dan Demplot oleh KWT yang ditunjuk. "Komoditasnya adalah sayuran seperti kol, sawi, selada, pacoi, cabe, daun seledri, tomat , terong, bayam dan kangkung."

Hasil produksi dari keempat kegiatan BPP Wara Timur dikembangkan menjadi produk olahan seperti abon cabai, kripik sayuran dan singkong dari P2L Pemasaran hasil produksi dilakukan setelah memenuhi kebutuhan anggota KWT, sebelum menjual kelebihan hasil kepada pedagang sayur keliling. [Liene]

Palopo City of South Sulawesi [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo.