Daya Saing, Kementan Gelar Pelatihan Pemupukan Berimbang

Indonesian Govt Oversees the Distribution of Subsidized Fertilizer for Farmers

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Daya Saing, Kementan Gelar Pelatihan Pemupukan Berimbang
DISTRIBUSI PUPUK: Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi [Foto:BPPSDMP]

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian [Kementan] menggelar Training of Trainers [ToT] dengan tema `Pemupukan Berimbang Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian` secara online yang diikuti oleh penyuluh dari seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian [Mentan] Syahrul Yasin Limpo [SYL] dalam arahannya menjelaskan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, maka tak ada yang tak bisa ditanam di Indonesia.

"Keuntungan kita matahari terus bersinar, awan membawa hujan, angin tidak pernah berhenti dan kita punya banyak sungai. Ada 273 juta orang yang butuh makan, namun mereka sudah terbiasa dengan pertanian," kata Mentan Syahrul dari AWR Kanpus Kementan, Jumat[23/4].

Kendati begitu, Mentan Syahrul melihat ada satu kekurangan yakni ilmu yang lebih efektif agar pertanian kita lebih efisien.

"Inilah tugas pemerintah. Melalui Kostratani mari kita wujudkan petani yang sejahtera. Penyuluh tidak boleh membiarkan ada lahan ngangur yang tak menghasilkan uang. Usai panen langsung tanam lagi," katanya.

Sebagaimana diketahui, tahun ini sektor pertanian berhasil memperkuat PDB negara cukup tinggi. Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, sektor pertanian terus tumbuh sebesar 16,4 persen. Ditambah ekspor yang meningkat dari Rp390,16 triliun menjadi 450,79 triliun.

"Nilai tukar petani naik 103,25 persen. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja 38,2 juta jiwa," kata Mentan Syahrul.

Di sisi lain, khusus mengenai masalah pupuk, Mentan SYL menegaskan di lapangan tidak kelangkaan pupuk. Namun, yang terjadi adalah kekurangan.

"Dalam RDKK yang dibuat, kebutuhan pupuk itu 24 juta ton. Sementara uang yang disiapkan negara hanya 7,8 juta ton. Jadi bukan langka, tapi karena kurang," katanya.

Dia juga menjelaskan masalah pupuk yang terjadi saat ini lantaran uangnya berada di Kementerian Keuangan, bukan di Kementerian Pertanian.

"Nilainya Rp23 triliun. Kami dapat tambahan 3,4 juta ton, maka uangnya menjadi Rp25 triliun. Dengan penambahan itu maka pupuk saat ini yang tersedia 8,9 juta ton dari kebutuhan 24 juta ton," kata Mentan Syahrul.

Sementara itu, distribusi pupuk dikelola oleh Kementerian BUMN yang punya industri dan rantai distribusi sampai tingkat agen paling bawah.

"Saat ini distribusinya dipegang oleh PT Pupuk Indonesia. Kami hanya meneruskan RDKK kalian saja. saya sekarang sedang berusaha untuk bisa ditambah pupuk ini," kata Mentan Syahrul.

Maka dari itu, Mentan Syahrul meminta para penyuluh ikut berperan aktif mengawasi distribusi pupuk tersebut.

"Saya tidak mau salahnya di kita, padahal yang main-main mereka. Pupuk subsidi itu untuk yang miskin, bukan perkebunan kaya. Tidak boleh ada korupsi. Di Kostratani bisa dilihat siapa yang dapat, siapa yang tidak. Kita harus jelaskan terbuka kepada rakyat apa yang ada. Jangan sampai mereka berharap, Jangan sampai kita PHP," kata Mentan Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi  menuturkan bahwa pemupukan berimbang akan meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian. Untuk itu, ToT diharapkan dapat menghasilkan setidaknya dua hal. Pertama penguatan perencanaan RDKK.

"Jadi nanti penyuluh bisa all out untuk perencanaan RDKK. Kedua, dalam rangka implementasi pemupukan berimbang di lapangan," katanya.

Ia berharap peserta yang terdiri dari para penyuluh di seluruh Indonesia benar-benar dapat memahami agar mampu mengimplementasikan pemupukan berimbang.

"Tentu ini terkait dengan efisiensi penggunaan pupuk," kata Dedi.

Dedi melanjutkan, pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk sesuai kebutuhan dan kesuburan tanah agar terjadi keseimbangan hara di dalam tanah, sehingga terjadi kondisi yang kondusif bagi tumbuh kembang tumbuhan.

"Kata kuncinya adalah keseimbangan hara di dalam tanah. Dengan begitu, tanaman akan menyerap unsur hara secara efektif, sehingga pertumbuhan produktivitas dan produksi tanaman akan maksimal. Gunakan pupuk seperlunya saja, jangan berlebihan," kata Dedi.

Dedi menambahkan bahwa sesungguhnya ada beberapa komponen yang telah mengandung unsur hara.

"Di dalam tanah sudah ada sebagian unsur hara. Di dalam jerami yang dimasukkan ke tanah juga ada unsur hara. Air irigasi juga ada unsur hara. Sebagian unsur hara, makanan tanaman, sudah disediakan tanah, jerami dan air irigasi. Penambahan pupuk, kekurangannya saja," tambahnya

Jakarta [B2B] - Indonesian Agriculture Ministry continues to control distribution of subsidized fertilizers to target them due to the long distribution chain, dualism of prices, scarcity of products, mixing of non-subsidized and subsidized fertilizers, weakness of supervision, and counterfeiting of quota fertilizers to improve the distribution of subsidized fertilizer through Definitive Plans for Group Needs by online [e-RDKK] and Farmer Cards.