Antisipasi Covid-19, Poso Siap Tanam #PertanianTidakBerhenti di Sulteng

Indonesian Agriculture Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Antisipasi Covid-19, Poso Siap Tanam #PertanianTidakBerhenti di Sulteng
KOORDINASI LAPANGAN: Kadistan Poso, Suratno memantau kegiatan gerakan percepatan tanam di Kecamatan Pamona Pusulemba dilanjutkan dialog dengan petani dan penyuluh BPP Pampus [Foto2: Humas Pusluhtan/Inang S]

Poso, Sulteng [B2B] - Koordinasi regulator dengan praktisi dan pelaku usaha menjadi penentu sukses keberlangsungan ekonomi di suatu wilayah. Respon cepat disikapi Pemkab Poso di Provinsi Sulawesi Tengah menyikapi pandemi global Covid-19, dengan menghitung stok beras dari luas panen 2.501 hektar pada Maret dan April diperkirakan menghasilkan 5.690 ton beras, yang dilansir Dinas Pertanian Pemkab Poso pada Selasa [7/4].

Kepala Dinas Pertanian Poso, Suratno selaku regulator menggandeng penyuluh pertanian dan petani, selaku praktisi dan pelaku usaha untuk memantau salah sentra produksi beras Poso di Desa Buyun Pondoli, Kecamatan Pamona Pusulemba. 

Kadistan Suratno turun ke lapangan bersama penyuluh dari BPP Pamona Pusulemba selaku KostraTani setempat untuk mendorong petani mempercepat pengolahan sawah dan penanaman mengingat sudah memasuki musim hujan. Pasalnya, areal persawahannya di tepi Danau Poso namun sebagian besar sawah merupakan lahan tadah hujan seluas 800 hektar.

"Persawahan ini tidak dapat digarap pada musim kemarau, seperti pada Januari dan Februari lalu, walau berada di tepi Danau Poso yang berlimpah air. Dengan adanya musim hujan, maka Distan Poso terus mendorong penyuluh dan petani di Pamona Pusulemba mempercepat pengolahan tanah dan penanaman padi sawah," kata Kadistan Suratno saat meninjau lapangan, Selasa [7/4].

Menurut Suratno, gerakan percepatan tanam dilakukan karena disadari bahwa pangan harus tersedia di tengah ancaman Covid-19. Masyarakat diimbau diam di rumah dan beraktivitas di rumah, "namun tidak bagi para pejuang pangan baik petani sebagai pelaku utama maupun penyuluh sebagai pendamping petani, dengan mengindahkan Protokol Kesehatan WHO."

Motivasi dan semangat tiada henti dari Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] serta sosialisasi "buktikan bahwa pertanian tetap bekerja" oleh Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi serta Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] Leli Nuryati mendorong petani di seluruh Indonesia terus bekerja mengolah tanah, olah tanam hingga panen raya kemudian 'gerakan percepatan tanam' setelah panen raya seperti dilakukan hari-hari ini oleh petani di Poso, Sulteng.

Antisipasi sektor pertanian prioritasnya setara kesiapan sektor kesehatan daerah menyikapi Covid-19, meskipun belum ada pasien positif Covid-19 di Poso. Kendati begitu, delapan warga Poso masuk kategori orang dalam pemantauan [ODP] dan seorang pasien dalam pengawasan [PDP] seperti dilansir laman Dinas Kesehatan Poso per Rabu [8/4].

Sebagaimana diketahui, luas sawah di Kabupaten Poso sebagai terluas ketiga di Provinsi Sulawesi Tengah setelah Banggai dan Parigi Moutong. Total luas sawah di Poso sekitar 17.360 hektar, saat ini sebagian lahan persawahan tengah melaksanakan panen seperti di Pamona Utara dan Pamona Tenggara. [Inang/Liene]

Poso of Central Sulawesi [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to official of the region.