Atasi Hama, Kementan Ajak Petani Gunakan Musuh Alami

Indonesian Govt Seeks to Overcome Pest Attacks on Agricultural Land

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Atasi Hama, Kementan Ajak Petani Gunakan Musuh Alami
SEKOLAH LAPANG: Mentan Syahrul Yasin Limpo didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kiri] mendorong pengembangan SDM pertanian berkualitas [Foto: BPPSDMP]

Dompu, NTB [B2B] - Kendala umum sektor pertanian adalah serangan hama, salah satu teknik pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami [biological control] yang terus didorong Kementerian Pertanian RI, agar petani mengubah paradigma pemberantasan ke pengendalian hama terpadu [PHT]. 

Kementan bersama Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program [IPDMIP] rutin menggelar Sekolah Lapang [SL] terkait pengamatan organisme pengganggu tanaman [OPT]. Tujuannya, agar PHT mengedepankan tindakan ramah lingkungan seperti perangkap hama, pestisida hayati dan konservasi musuh alami dengan menanam refugia.

Kegiatan SL terkait PHT digelar Kementan dan IPDMIP pada 74 kabupaten di 16 provinsi seperti di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat [NTB] yang diapresiasi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa dalam kondisi apa pun, pertanian tidak boleh berhenti meskipun di tengah pandemi Covid-19.

"Dari kegiatan IPDMIP, kita ingin ketahanan pangan semakin meningkat, sehingga Indonesia bisa mandiri pangan. Selain itu, pendapatan masyarakat pedesaan di Indonesia turut meningkat,” kata Mentan Syahrul.

Hal itu dipertegas Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa IPDMIP berupaya meningkatkan nilai pertanian beririgasi secara berkelanjutan. Sejalan dengan program dan kebijakan Kementan mengajak petani di daerah irigasi [DI] merawat dan menjaga tanaman dengan mengamati OPT melalui pendekatan PHT.

“Aspek terpenting pertanian adalah ketersediaan air, melalui IPDMIP maka produktivitas dan nilai pertanian akan ditingkatkan dengan cara irigasi berkelanjutan. Tidak ada kendala teknis di lapangan, kita berharap konsultan on granting bisa sering ke lapangan," katanya.

Sebagaimana diketahui, dalam ekosistem alami, tanpa campur tangan manusia, hama dapat dikendalikan oleh musuh alami, yang didefinisikan sebagai serangga yang secara aktif mencari, memangsa maupun memarasit dan membunuh serangga-serangga hama.

Secara umum, ada dua kelompok musuh alami yakni  predator dan parasitoid. Predator, serangga atau hewan lainnya seperti tungau dan laba-laba yang memangsa serangga atau hama. Parasitoid, serangga pada fase pradewasa [larva] bersifat parasit terhadap hama dan fase dewasanya [imago] hidup bebas di alam dengan nektar bunga sebagai sumber makanannya.

Kegiatan SL IPDMIP mendorong petani daerah irigasi melakukan pengendalian hayati, yang diawali sejak 1200 SM, oleh petani China yang memakai semut rangrang [oocophylla smaragdina] untuk mengendalikan kutu pada tanaman jeruk dan tanaman kurma.

"Petani harus mengubah paradigma pemberantasan hama ke pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu. Dari ekobiologi hama, kendali hama lebih tepat sasaran tanpa merusak ekosistem," kata Yulia TS selaku person in charge [PIC] dari IPDMIP di NTT dan NTB.

Yulia TS menambahkan alternatif pengendalian ramah lingklungan dengan membuat pestisida nabati, bahannya mudah ditemukan disekitar kita seperti daun mimba, mahoni, rimpang kunyit, buah maja dan urin ternak. 

Nastap, Kasie Penyuluhan Pemkab Dompu mengatakan bahwa kegiatan SL IPDMIP 2021 dilaksanakan di Poktan Nangakara Utama diikuti 25 orang pada Sabtu [27/3] difasilitasi oleh penyuluh dan sejumlah pihak terkait. [Gocriet]

Dompu of West Nusa Tenggara [B2B] - The Indonesian Agriculture Ministry declares the average in the last 10 years of total rice plantation area affected by brown planthopper reached 215,277 hectares, damaged by drought around 48,850 hectares. While this year the impact of brown planthopper about 63,075 hectares and damaged 20,152 hectares or 0.42% from 15.1 million hectares of planting area.