Penyuluh Kawal Petani Capai Minahasa Selatan Mandiri Cabai

Indonesia`s South Minahasa Seeks Self-sufficiency in Chili

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Penyuluh Kawal Petani Capai Minahasa Selatan Mandiri Cabai
HARI TANI: Kadistan Sulut Novly Wowiling mendampingi petani milenial dan penyuluh panen dan tanam perdana cabai keriting di Kecamatan Maesaan [Foto: Pusluhtan BPPSDMP]

Minahasa Selatan, Sulut [B2B] - Kabupaten Minahasa Selatan [Minsel] berupaya mandiri cabai. Penyuluh mengawal petani Desa Tambelang di Kecamatan Maesaan mengembangkan sentra produksi cabai keriting. Semula 0,2 hektar kini meluas 10 hektar dalam waktu setahun.

Sinergi penyuluh pertanian lapangan [PPL] Mikhael Ramses Dawit dan penyuluh swadaya Farid Istiaji memotivasi dan membagi pengetahuan dan pengalaman dengan petani Desa Tambelang, sehingga berkembang menjadi sentra produksi cabai keriting yang potensial di Minsel, Provinsi Sulawesi Utara.

"Dari segi luas lahan, hanya dalam waktu setahun, luas lahan cabai keriting meningkat hingga 10 hektar, dari sebelumnya 0,2 hektar pada 2019," kata Farid Istiaji menurut keterangan tertulis dari Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP].

Menurut Mikhael David, hal itu tak lepas dari dukungan Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten [Distan Pemkab] Minsel yang memfasilitasi petani, dengan sarana dan prasarana produksi baik benih cabai, pupuk organik padat dan serta multa plastik pada 2019.

"Pemkab Minsel mengapresiasi dan memotivasi petani menggerakkan potensi pertanian daerah. Usaha tani harus dikelola profesional, dengan menerapkan prinsip kewirausahaan sehingga keuntungannya berlipat ganda," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara, Novly Wowiling usai tanam dan panen perdana cabai keriting di Desa Tambelang, belum lama ini.

Kadistan Novly Wowiling mengharapkan petani milenial di Kecamatan Maesaan dan Ranopayo mengembangkan usaha tani orientasi laba. Dampaknya, petani milenial menyadari bahwa bertani menguntungkan, berupaya meningkatkan produksi sehingga Minsel mampu mandiri cabai tanpa tergantung suplai dari luar kabupaten dan provinsi.

Menurutnya, Pemprov mengapresiasi inisiatif petani milenial setempat menggelar Farmers Field Day [FFD] sebagai gerakan tanam dan panen cabai keriting didukung pihak swasta, PT East West Seed Cap Panah Merah. 

Kegiatan FFD digagas Kenny Lembong dan Glen Runturambi, yang juga pengurus kelompok tani [Poktan] Milenial yang bergabung pada Gapoktan Berkarya. FFD disambut baik oleh petani milenial dari Kecamatan Maesaan dan Ranopayo di Minsel.

Penyuluh pertanian pusat, Suwarna selaku pembina penyuluhan pertanian Provinsi Sulawesi Utara mengatakan capaian Minsel sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa petani harus tetap ke lapangan untuk berproduksi.

Dalam meningkatkan produksi, kata Mentan Syahrul, Kementan siap membantu petani dan pelaku usaha dengan Kredit Usaha Rakyat [KUR] bunga rendah, 6%. 

"Mau KUR berapa saya siapkan. Dengan KUR kita juga bisa bangun irigasi atau menampung hasil produksi petani. Tujuannya, stok pangan aman dan harga tidak lagi dimainkan," kata Mentan dalam aneka kesempatan berjumpa petani dan penyuluh di seluruh Indonesia.

Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi khususnya peran petani milenial dan penyuluh mendukung pencapaian ketahanan pangan melalui upaya mandiri pangan mulai di tingkat desa hingga kabupaten, pada gilirannya berdampak ke tingkat provinsi.

"Apabila setiap desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi dapat mencapai mandiri pangan untuk memenuhi kebutuhan daerahnya, maka secara nasional akan mendukung Indonesia mencapai ketahanan pangan," kata Dedi Nursyamsi.

Menanggapi hal itu, Kenny Lembong dan Glen Runturambi mengapresiasi dukungan pusat dan daerah terhadap pengembangan potensi pertanian spesifik lokasi, sehingga mendorong meningkatnya sinergi penyuluh dan petani meningkatkan produksi pertanian khususnya cabai keriting di Minsel. [LA]

South Minahasa of North Sulawesi [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases.