Panen Bombana, Bukti Petani juga Pejuang Hadapi Pandemi Covid-19

Indonesian Agriculture Ministry Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Panen Bombana, Bukti Petani juga Pejuang Hadapi Pandemi Covid-19
BANTUAN KEMENTAN: Petani dari Poktan Subur Jaya di Bombana memanfaatkan Alsintan bantuan Kementan untuk panen; Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi gelorakan semangat petani [Foto2: Humas Pusluhtan]

Bombana, Sultra [B2B] - Pejuang untuk melawan Covid-19 bukan hanya tenaga medis, tetapi utamanya adalah petani yang berperan vital mendukung penyediaan pangan, karena kebutuhan pangan tidak bisa ditunda apalagi dihentikan.

Motivasi dan semangat tiada henti dari Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] serta sosialisasi "buktikan bahwa pertanian tetap bekerja" oleh Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi serta Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] Leli Nuryati mendorong petani di seluruh Indonesia terus bekerja mengolah tanah, olah tanam hingga panen raya seperti dilakukan hari-hari ini oleh petani di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Para petani dari kelompok tani [Poktan] Subur Tani di Desa Marga Jaya di Kecamatan Rorowatu Utara terus berupaya melakukan panen meskipun di tengah ancaman virus Corona yang melanda dunia saat ini.

Penyuluh pendamping tetap Poktan Subur Tani, Yusriadi terus memotivasi dan pemahaman kepada para petani secara langsung di lapangan, maupun melalui komunikasi jarak jauh dalam melaksanakan aktivitasnya agar sesuai dengan ketentuan dan mematuhi Protokol Kesehatan WHO tentang pencegahan penularan virus Corona.

"Kami bersama anggota Poktan Subur Tani di Desa Marga Jaya, Kecamatan Rorowatu Utara tetap semangat panen padi walau virus Corona tengah mewabah," kata Yusriadi melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusluhtan BPPSDMP Kementan di Jakarta, Selasa [7/4].

Ketua Poktan Subur Tani, Ketut Sudarko mengatakan luas panen mencapai 28 hektar merupakan milik 17 anggota Poktan yang tersebar dalam satu kecamatan. Para anggota berupaya maksimal untuk melakukan panen agar hemat waktu dan biaya dengan memanfaatkan alat mesin pertanian [Alsintan] seperti combine harvester bantuan Kementan pada 2019.

Kecamatan Rorowatu Utara terdiri atas delapan desa dengan potensi lahan sawah sekitar 1.887 hektar, dengan katagori sawah tadah hujan, namun potensi panen dua kali dalam setahun [IP 200] bahkan bisa lima kali dalam dua tahun terakhir dengan produktivitas rata-rata 4,5 ton gabah kering panen [GKP] per hektar.

"Kami bersyukur hasil panen kali ini cukup baik. Bisa mencapai 4,5 ton per hektar sementara harga GKP sekitar Rp4.500 per kg. Bantuan Alsintan dari Kementan berupa mesin pengolah tanah, alat panen dan lainnya sangat memudahkan kami melakukan usaha tani sekaligus dapat menekan biaya produksi setiap musim tanam," kata Ketut Sudarko.

Dia juga mewakili petani setempat, mengapresiasi dukungan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Rorowatu Utara selaku KostraTani, Ari Sadayanto dan penyuluh lapangan Yusriadi yang selalu aktif berinteraksi.

"Meskipun diintai Corona, kami tidak bisa menunda panen. Instruksi Mentan melalui penyuluh tentang Protokol Kesehatan sangat kami patuhi. Utamanya adalah jaga jarak, hindari kerumunan, banyak minum, makan cukup, sering cuci tangan dengan sabun di air mengalir serta memakai masker, sangat kami patuhi karena petani tak ingin tertular virus Corona," kata Ketut Sudarko. [Liene]

Bombana of Southeast Sulawesi [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to official of the region.