Ketua THL-TBPP: Penyuluh Pertanian Cinta Jokowi yang Jujur dan Merakyat


Ketua THL-TBPP: Penyuluh Pertanian Cinta Jokowi yang Jujur dan Merakyat

 

Kementerian Pertanian RI

 

RIBUAN Tenaga Harian Lepas dan Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) yang hadir pada silaturahim bersama Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi langkah Pemerintah RI yang telah memperhatikan para penyuluh dan petani di seluruh Indonesia.

"Mereka menilai, Pak Jokowi sangat merakyat dan sangat dekat dengan kalangan penyuluh maupun petaninya secara langsung," kata Gunadi, Ketua THL-TBPP Indonesia pada silaturahim dengan Presiden RI Joko Widodo di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2).

Gunadi mengatakan, selama ini Jokowi dan Kementerian Pertanian RI terus menjaga kedaulatan pangan melalui berbagai programnya seperti perluasan lahan serta berbagai sarana dan prasarana dalam meningkatkan jumlah produksi pertanian, khususnya komoditas strategis.

"Teman-teman penyuluh juga memberi banyak applaus karena menganggap Jokowi adalah presiden yang  dekat dengan para penyuluh di seluruh Indonesia," katanya.

Dalam pertemuan ini terlihat antusiasme dan kecintaan penyuluh terhadap Presiden Jokowi dengan beberapa kali pidato presiden terhenti saat peserta memberikan applaus dan standing applaus

Pada sesi tanya jawab, perwakilan penyuluh dari Kabupaten Purbalingga dan Brebes interaksi akrab dengan Jokowi dan menyampaikan unek-unek mereka. 

Saat Presiden Jokowi menuju tempat acara dan sewaktu meninggalkan tempat acara, para penyuluh berdesak-desakan untuk bersalaman dan berusaha mendekat ke arah Presiden, bahkan seorang THL pria paruh baya tampak sangat terharu dan menangis setelah berhasil menyalami Presiden Jokowi.

Tampak hadir Mentan Andi Amran Sulaiman dan Kepala BPPSDMP Kementan, Momon Rusmono.

Menurut Gunadi, sejak 2007 para penyuluh sudah mengemban tugas untuk menjaga kedaulatan pangan dengan tugas utamanya mendampingi petani melakukan budidaya, pengendalian hama dan penyakit serta penanganan pasca panen sampai pemasaran hasil.

"Jadi intinya THL-TBPP adalah wakil pemerintah yang hadir di tengah petani untuk mendorong mereka memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan dan kemampuan managerial petani," katanya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo sejak menjadi pemimpin negara telah mengangkat sebanyak 6.058 THLTBPP usia di bawah 35 tahun menjadi Penyuluh Pertanian PNS, meskipun pemerintah sebelumnya memberlakukan moratorium.

Presiden Jokowi juga berencana mengangkat 17.000 penyuluh THL-TBPP dan Tenaga Teknis Pertanian lainnya menjadi ASN yang akan dimulai pada awal Februari 2019.

"Buat kami (penyuluh) Jokowi adalah satu, Jokowi adalah presidenku, Jokowi memang tiada duanya," katanya.

Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Nasional THL TB, Baihaqi mengajak seluruh penyuluh pertanian untuk bersatu mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia dan melanjutkan swasembada pangan nasional yang selama ini sudah dicapai Kementerian Pertanian RI di bawah arahan Presiden Joko Widodo.

"Kita juga harus menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian Indonesia. Terlebih kita wajib mengembangkan kreatifitas dan inovasi teknologi pertanian untuk meningkatkan daya saing," katanya.

Menurut Baihaqi, hanya melalui kerja keras Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. "Untuk itu kita harus bahu-membahu mendorong pemerintah mencapai swasembada pangan," katanya.

Sementara itu, dalam sambutanya Presiden Jokowi mendukung upaya pengangkatan penyuluh menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Meski demikian, Presiden mengaku akan memanggil lebih dulu Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk melihat aturan dan undang-undang supaya tidak berbenturan.

"Kita bicara apa adanya, problem THL-TBPP kita selesaikan secara bertahap. Kita siapkan dulu payung hukumnya, agar tidak nabrak-nabrak undang-undang. Besok saya akan panggil Menpan RB, saya akan tanya aturannya seperti apa?," kata Presiden.

Di luar status kepegawaian mereka, Jokowi berpesan agar para penyuluh tetap mengawal dan mendampingi para petani dalam menjaga dan meningkatkan produksi pertanian. Presiden menyampaikan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan besar, terutama pada sektor pertanian.

"Untuk jagung sebagai contoh, kita sudah bisa menyetop impor 3,6 juta, dan kita kemarin tahun 2018 sudah ekspor jagung sebanyaj 380 ribu ton. Berarti kita sudah mengurangi impor sekitar 3,4 juta ton. Ini atas kerja keras Bapak dan Ibu dari THL-TBPP." pungkasnya. (Adv/Cha)

 

Keterangan Foto: (arah jarum jam) Presiden RI Joko Widodo dialog dengan ribuan THL-TBPP, dialog dengan penyuluh senior, antusias peserta dialog dan Mentan Amran Sulaiman menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Stadion Jatidiri Semarang (Foto2: Humas Kementan)

 

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis