Harga Jatuh, Cabai jadi Tanaman Sela di Kebun Karet Pasaman
Indonesian Agriculture Ministry Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Pasaman, Sumbar [B2B] - Cabai rawit sebagai tanaman sela karet berpengaruh terhadap keragaan pertumbuhan lilit batang. Meningkatkan produktifitas lahan dan menambah pendapatan petani. Karet tumbuh lebih dari kondisi normal karena tumpang sari cabai. Produksi buah segar cabai bisa mencapai 6.750 kg per hektar. Secara ekonomis menguntungkan dan layak dikembangkan pada areal perkebunan karet swasta maupun milik rakyat.
Itulah kesimpulan hasil kajian di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan pada musim hujan 2013 di lahan kering dataran rendah. Analisis usahatani tersebut dilansir Pusat Penelitian Karet (Puslitkaret) pada laman ejournal.puslitkaret.co.id
Hasil riset tersebut tampaknya menjadi salah satu rujukan BPP Panti untuk mengajak, membimbing dan mendampingi petani karet Kecamatan Panti di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat menanam cabai merah sebagai tanaman sela di kebun karet rakyat.
Lokasi pionir adalah Air Sirah di Jorong Petok Selatan, Nagari Panti Selatan seluas lima hektar, sebagian kecil dari 1.752 hektar, luas total kebun karet di Kendati begitu, potensi luas tidak sebanding dengan pendapatan petani. Air Sirah, dinilai cocok untuk mengembangkan tumpang sari cabai sesuai hasil analisa uji tanah.
"Akibat wabah virus Corona, harga karet anjlok hingga Rp4.000 per kg, padahal pada kondisi normal mencapai Rp6.500 per kg. Akibatnya, pendapatan rata-rata petani hanya Rp1,2 jutaan per bulan dari kebun seluas setengah hektar," kata Koordinator BPP Panti, Ade Candra di Pasaman, belum lama ini.
Kegiatan pendampingan diawali penyuluhan massal sebagai agenda utama, katanya, narasumber dari BPP Panti, berlanjut kegiatan temu usaha, melibatkan agronomis dan formulator dari produsen pestisida. Untuk demonstration plotting (Demplot) didukung dana APBN dan APBD, dilanjutkan temu lapang melibatkan pihak-pihak terkait disertai media informasi penyuluhan."
"BPP Panti sebagai Komando Strategis Pembangunan Pertanian atau KostraTani di tingkat kecamatan sangat mendukung pengembangan potensi SDM pertanian dan lahan karet Pasaman untuk mendukung kesejahteraan petani," kata Ade Candra melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).
Penyuluh Pusat di Kementerian Pertanian RI, Edizal, selaku pendamping penyuluhan pertanian Provinsi Sumatera Barat mengatakan semangat petani dan penyuluh sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, yang menginstruksikan ketersediaan pangan harus tetap terpenuhi meski terhadang wabah Corona.
“Pertanian tidak boleh berhenti. Dalam kondisi apa pun, pertanian harus tetap berproduksi. Petani dan penyuluh sinergi bekerja keras turun ke lapangan. Semua insan pertanian harus memastikan produksi pangan berjalan lancar," pesan Mentan di berbagai kesempatan.
Instruksi Mentan digarisbawahi oleh Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi bahwa pangan adalah kebutuhan pokok manusia untuk kelangsungan hidup. Pertanian tidak boleh berhenti untuk menyediakan kebutuhan pangan.
Ade Candra menambahkan hasil panen tumpang sari cabai di kebun karet sejak Februari lalu menggembirakan petani. Kisaran harga Rp40 ribuan ketika permintaan meningkat, kalau pun anjlok ke Rp15 ribuan per kg tetap dirasa menguntungkan bagi petani, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta musim tanam berikutnya.
"Luas tumpang sari cabai Air Sirah mencapai lima hektar, yang ditargetkan akan bertambah di masa-masa mendatang, setelah melihat antusiasme petani karet mengembangkan budi daya cabai," katanya. [Liene]
Pasaman of West Sumatera [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to Agriculture Minister Syahrul Yasin Limpo.