Mentan RI dan Vietnam Sepakat Kerjasama Teknologi Pengembangan Lahan Rawa

Indonesian Govt Collaborated with Vietnam for Developing Swamp Farming

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Mentan RI dan Vietnam Sepakat Kerjasama Teknologi Pengembangan Lahan Rawa
BPPSDMP KEMENTAN: Mentan Amran Sulaiman [kanan] menandatangani Memoranda Kesepahaman [MoU] bidang pertanian dengan Mentan Vietnam, Le Minh Hoan untuk inisiasi pembentukan Kelompok Kerja Pertanian.

Hanoi, Vietnam [B2B] - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, memulai rangkaian kunjungan kerja resmi ke Vietnam dan China. Mentan bersama rombongan terbang dari Bandara Minangkabau, Padang pada Minggu pagi [19/5] dan tiba di Noi Bai Internasional Airport Hanoi, Vietnam pada pukul 14.30 waktu setempat.

Dari Bandara Internasional Hanoi, Mentan bersama rombongan dari Kementerian Pertanian RI langsung menuju  tempat pertemuan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa Republik Sosialis Vietnam [MARD] di Kota Hanoi, disambut langsung oleh Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa Vietnam, Le Minh Hoan beserta pejabat tinggi MARD lainnya.

Inti pertemuan kedua menteri pertanian kedua negara adalah penguatan kerjasama Indonesia dan Vietnam dalam pengembangan pertanian padi di lahan rawa, khususnya varietas bibit padi dengan produktivitas tinggi serta teknologi mekanisasi dan pertanian presisi, untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman padi di lahan rawa.

Disepakati pula pengembangan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan pertanian yang berkelanjutan atau sustainable agriculture.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menyampaikan perlunya penguatan kerja sama pertanian kedua negara melalui Memoranda Kesepahaman [MoU] bidang pertanian untuk menginisiasi pembentukan Kelompok Kerja Pertanian [Joint Agricultural Working Group].

"Indonesia ingin mendorong Program Prioritas Pertanian untuk mengantisipasi krisis global yang terjadi saat ini dan mengatasi kemungkinan terjadinya kekeringan atau basah ekstrim [banjir] di berbagai wilayah," katanya.

Mentan Andi Amran menyampaikan Pemerintah RI telah mengambil tindakan cepat dan konkrit dalam jangka pendek untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produksi beras nasional melalui perluasan areal tanam.

Optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi sekali dalam setahun, sistem tanam terpadu pada lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di areal perkebunann dan peningkatan Indeks Pertanaman melalui optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi dua hingga tiga kali dalam setahun.

Terkait hal itu, Mentan Amran berharap kerjasama yang kuat dengan Pemerintah Vietnam untuk mendorong pengembangan mesin pertanian modern, memperkuat sistem pengelolaan irigasi pertanian, digitalisasi dan mesin pertanian yang presisi serta fasilitasi akses pasar.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan Vietnam Le Minh Hoan juga menyampaikan permohonan untuk memperoleh pasokan buah-buahan dari Indonesia khususnya buah salak Bali, yang sangat digemari masyarakat Vietnam dan prospek pasarnya masih sangat tinggi.

Saat ini harga salak Bali dari Indonesia di Vietnam dijual seharga 250 ribu Dong Vietnam per kg atau setara Rp157 ribu per kilo.

Sebagaimana diketahui, pada 2023, total nilai perdagangan komoditas pertanian Indonesia dan Vietnam mencapai US$ 1,93 miliar.

Indonesia memperoleh banyak keuntungan dari ekspor produk perkebunan berupa kelapa sawit, karet, kakao, dan nilam; produk hortikultura khususnya buah-buahan tropis dan sarang burung walet.

Pada akhir sesi pertemuan, kedua menteri pertanian melakukan penandatanganan MoU. Sebagai tindak lanjut, keduanya sepakat membentuk Kelompok Kerja Pertanian [Working Group on Agriculture] yang beranggotakan perwakilan pejabat teknis dari kedua negara, untuk mengidentifikasi rencana kerja konkrit [concrete plan of actions] pembangunan pertanian yang menguntungkan kedua negara serta membahas penyelesaian berbagai hambatan akses pasar komoditas pertanian dan mobilisasi investasi pertanian kedua negara.

Hanoi of Vietnam [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.